GELORA.CO - Laporan peneliti Israel yang menemukan subvarian Covid-19 Omicron BA.1 dan BA.2 membuat India mulai waspada. Apalagi India sempat dilanda tsunami Covid-19 akibat varian Delta.
Meski begitu, para ahli yakin bahwa gejala penularannya cukup ringan. Hal itu karena populasi dunia sudah divaksinasi.
“Jenis baru yang terdeteksi di Israel yang tampaknya merupakan kombinasi dari dua jenis yakni BA.1 dan BA.2 atau campuran dari dua subvarian Omicron telah memicu gelombang ketiga. Ada dua sisi dari ketegangan ini,” kata Direktur Pulmonologi Rumah Sakit CMRI Raja Dhar.
Menurutnya, gabungan subvarian itu membuat Omicron dengan gejala yang lebih lemah. Artinya bisa tidak berbahaya seperti flu biasa.
“Jadi, sangat sedikit yang memerlukan rawat inap dan jumlah kasus yang parah akan sangat rendah,” katanya.
Di sisi lain, jika ternyata bisa menular seperti Omicron, maka varian itu bisa melemah untuk waktu yang singkat. Jumlah kasus yang parah tetap bisa memicu risiko pada kelompok rentan.
“Mereka yang akan berisiko adalah orang tua dan mereka yang memiliki penyakit penyerta,” kata Dhar.
India tetap waspada meski gabungan varian itu gejalanya diprediksi ringan. Orang tua dan orang-orang dengan kekebalan yang rentan perlu berhati-hati. Mereka perlu mendapatkan suntikan penguat ketiga atau booster sebelum gelombang menyerang.
Profesor Institut Pendidikan & Penelitian Kedokteran Pascasarjana Diptendra Sarkar setuju. Menurutnya varian Covid-19 sudah mulai kehilangan virulensinya sejak gelombang kedua sehingga jenis yang muncul lebih ringan.
“Jika memang strain baru adalah subvarian dari Omicron maka tidak akan mematikan. Sama seperti flu musiman dan melanjutkan hidup dengan tindakan pencegahan Covid-19. Penguncian, saya pikir, tidak perlu atau tak efektif,” kata Sarkar.
Ahli mikrobiologi Rumah Sakit Peerless Bhaskar Narayan Chowdhury mengatakan BA.2 adalah varian Omicron yang diprediksi tidak mungkin menjadi ganas. “Tapi kita harus menunggu sampai kita tahu komposisi genetiknya,” katanya.
Apa saja gejala subvarian Omicron BA.1 dan BA.2? Sejauh ini, gejala varian baru terbatas pada demam, sakit kepala, dan distrofi otot. Para ahli menegaskan terlalu dini untuk menyebarkan kepanikan.
Sumber: jawapos