GELORA.CO - Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya memberikan sinyal positif terkait wacana penundaan Pemilu 2024. Menurutnya, itu merupakan hal yang masuk akal.
Namun, pernyataan Gus Yahya ini dikritisi oleh Pengamat Politik Universitas Paramadina, A. Khoirul Umam.
Khoirul Umam menyayangkan pernyataan Gus Yahya yang dianggapnya bertentangan dengan pernyataan sikapnya sendiri saat terpilih sebagai Ketua Umum PBNU pada Desember 2021 lalu.
"Sikap Ketua Umum PBNU ini seolah-olah menegasikan komitmennya untuk lebih fokus pada politik kebangsaan dan menghindari politik praktia," katanya dikutip Hops.ID dari wartaekonomi.com jaringan Suara.com, Selasa 1 Maret 2022.
Dia juga berharap Gus Yahya tetap mempertahankan daya kritisnya. Terutama saat menanggapi berbagai wacana dan usulan yang bertentangan dengan konstitusi negara.
Kontras sikap PBNU dan Muhammadiyah
A. Khoirul Umam juga menyebut, PBNU harus mencontoh pimpinan Muhammadiyah yang dengan tegas mendorong para elite untuk patuh terhadap konsitutusi. Hal ini demi menjaga praktik demokrasi di Indonesia.
Sebelumnya Gus Yahya di Pasaman Barat, Sumatera Barat, pada Minggu 27 Februari 2022 lalu mengatakan, usulan penundaan Pemilu 2024 merupakan hal yang masuk akal.
Hal ini katanya karena Indonesia masih menghadapi pandemi Covid-19 ditambah bencana alam.
"Ada usulan penundaan pemilu dan saya rasa ini masuk akal mengingat berbagai persoalan yang muncul dan dihadapi bangsa ini," katanya.
Dengan pernyataan Gus Yahya tersebut, bertambah lagi tokoh-tokoh di negeri ini yang mengusulkan penundaan Pemilu 2024. S
ebelumnya ada Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar dan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan. []
Sumber: hops