Disodori Kontrak 'Maut', Tentara Bayaran Ini Hanya Tahan 9 Jam di Ukraina

Disodori Kontrak 'Maut', Tentara Bayaran Ini Hanya Tahan 9 Jam di Ukraina

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Seorang tentara bayaran dari Inggris yang secara sukarela ikut terjun bertempur dalam konflik di Ukraina meninggalkan negara itu setelah hanya berada sembilan jam di sana. Jake Priday mengatakan bahwa dia merasa telah “tertipu” dan kesal dengan kontrak yang diberikan kepadanya oleh Pemerintah Ukraina.

Priday, pria berusia 25 tahun dari Cardiff, Wales, memutuskan untuk membantu Ukraina setelah operasi militer Moskow dimulai pada 24 Februari. Pria yang memiliki pengalaman militer setelah menjalani enam tahun di Angkatan Darat Inggris dan berpartisipasi dalam misi di Kenya, Estonia dan Irak, menghubungi Kedutaan Besar Ukraina di Inggris dengan tujuan untuk dapat memberikan pelatihan medis dasar kepada Ukraina.

"Saya tidak tertarik menjadi pahlawan atau mati," kata Priday kepada karyawan misi diplomatik sebagaimana dikutip media.

Tentara bayaran itu berhasil mencapai Ukraina pada 3 Maret melalui Polandia, bersama dengan sukarelawan lainnya, beberapa dari mereka tanpa pengalaman militer.

Priday berharap para staf di pangkalan tempat mereka tinggal dapat menilai kemampuan mereka masing-masing dan memberi mereka tugas berdasarkan spesialisasi mereka. Secara khusus, dia percaya bahwa ia akan dikirim ke kamp pengungsi untuk membantu yang terluka dan mengajar pertolongan pertama.

Namun, koordinator menjelaskan bahwa tentara bayaran akan dikirim langsung ke garis depan pertempuran setelah periode pelatihan singkat yang mencakup latihan target dan membaca peta, di antara keterampilan lainnya.

Priday memutuskan pulang ke Inggris setelah dia juga ditawari kontrak yang menetapkan bahwa para tentara bayaran akan menerima sekira USD230 (sekira Rp3,2 juta) per bulan, tetapi harus berjuang sampai akhir konflik.

Menurut outlet, yang mengutip sumber anonim di Kementerian Pertahanan Ukraina, setelah kontrak disegel, tentara bayaran dipaksa untuk melayani tanpa batas waktu. Para relawan meyakinkan majalah itu bahwa mereka tidak diberitahu tentang klausul kontrak sebelum kedatangan mereka di Ukraina.

"Bagi saya itu menyesatkan. Mereka menjual mimpi kepada Anda: Anda dapat membantu rakyat Ukraina! Tapi kemudian mereka melemparkan Anda ke tempat yang paling buruk di zona perang," kata Priday kepada publikasi tersebut sebagaimana dilansir RT.

Akhirnya, dia menolak menandatangani kontrak dan berhasil meyakinkan 20 relawan untuk mengikutinya. Setelah menghabiskan kurang dari sepuluh jam di tanah Ukraina, pria itu meninggalkan pangkalan dan menumpang kendaraan ke perbatasan untuk pulang ke negaranya.

Priday mengakui bahwa dia terkejut dengan kenaifan beberapa tentara bayaran yang bersamanya di pangkalan.

"Mereka berperang melawan negara yang nyata, dengan tentara yang nyata, dengan angkatan laut yang nyata, dengan pasukan khusus dan senjata berat dan kemampuan taktis yang luar biasa," majalah itu mengutip kata-katanya kepada sukarelawan lainnya.

Sumber: okezone
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita