GELORA.CO - Bukan menjadi pawang hujan, sebuah video yang memperlihatkan seorang pria yang memparodikan sebagai dukun yang ingin menurunkan pejabat yang korupsi viral di media sosial.
Salah satu pihak yang mengunggah video berdurasi 59 detik ini diposting oleh Imam Shamsi Ali yang merupakan imam di Islamic Center of New York pada Selasa (22/3).
"Pawang pengusir penderitaan rakyat dari Makassar," kata Imam Shamsi dalam postingannya pada pukul 05.37 WIB yang juga memposting sebuah video berdurasi 59 detik.
Dalam video itu, terlihat seorang pria menggunakan baju warna hitam, ikat kepala warna hitam, dan sarung warna hitam kotak-kotak dengan garis warna merah ini berada di sebuah pinggir pantai atau dermaga.
Pria tersebut berdiri di samping air laut dan terlihat pula beberapa kapal tradisional yang bersandar di dermaga.
Awalnya, sang perekam video ini merekam dari jarak yang jauh, sang perekam pun menghampiri pria yang sedang mengenakan pakaian serba warna hitam itu.
"Ih apa itu di sana, coba saya kesana lihat. Ih daeng konjo, jadi pawang hujan Ki, mau kasih turun hujan kah?" kata sang perekam.
Seorang pria yang memparodikan sebagai dukun ini mengaku bukan ingin menurunkan hujan yang pada saat itu dalam kondisi terang dan tidak hujan.
"Tidak, bukan hujan saya mau kasih turun, saya mau turunkan harga sembako, harga bahan pokok, karena Indonesia semakin melarat sekarang," kata pria yang sembari memegang sebuah kayu yang terus dipukuli ke wadah yang dipegangnya itu.
Pria itu juga mengaku ingin menurunkan pejabat yang biasa korupsi. Karena menurutnya, Indonesia sekarang semakin susah karena pejabat yang korupsi.
"Pejabat yang koruptor, korupsi itu yang saya mau basmi, mau saya turunkan semua. Bukan hujan, kalau hujan maunya Allah SWT," katanya.
Pria itu juga mengaku heran dengan adanya kelangkaan minyak goreng yang membuat rakyat sulit selama tiga bulan terakhir ini, padahal Indonesia dipimpin oleh banyak pejabat.
Struktur pejabat yang dimaksud pria itu diantaranya: satu Presiden, satu wakil presiden, kemudian dibantu 38 menteri, 34 wakil menteri. Kemudian ada 13 staf khusus presiden, 8 staf khusus wakil presiden, 9 orang penasihat presiden, 34 gubernur di seluruh Indonesia,
"Tapi sekarang biar minyak goreng tidak bisa dia urus, selalu saja ada kegaduhan. Pecah-pecah. Hai sang penguasa alam, ambil nyawanya semua para pejabat koruptor," pungkasnya.
Sumber: rmol