GELORA.CO - Beredar dokumen Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan yang menganggarkan Rp 3 miliar untuk bermain golf. Hal itu langsung mendapatkan sindiran menohok dari Mantan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Said Didu.
Melalui akun Twitternya, Said Didu mengomentari akun yang membagikan tangkapan layar dokumen tersebut. Ia menyentil pejabat negara tega memakan yang pekerja.
"Mereka tega memakan uang pekerja," sindir Said Didu sebagai keterangan Twitter seperti dikutip Suara.com, Rabu (23/2/2022).
Adapun dokumen berbentuk tabel itu dibagikan oleh akun Twitter @/RakyatPekerja. Akun ini menyebut dokumen tersebut merupakan laporan BPJS Ketenagakerjaan pada 2019, yang bisa diakses di laman resmi BPJS Ketenagakerjaan.
Akun ini mengungkap anggaran BPJS Ketenagakerjaan telah digunakan untuk main golf pada tahun 2019. Adapun jumlah anggaran yang digunakan kurang lebih sebesar Rp 3 miliar.
"Laporan BPJS Ketenagakerjaan 2019, 3 miliar buat main golf," tulis akun ini.
Dalam tangkapan layar itu, tertulis dokumen itu berjudul "Jaminan Keanggotaan Golf". Jaminan itu disebut merupakan bentuk membership BPJS Ketenagakerjaan atas adanya fasilitas golf dari sejumlah perusahaan.
"Jaminan Keanggotaan Golf merupakan membership BPJS Ketenagakerjaan atas fasilitas golf per 31 Desember 2019 dan 2018 masing-masing sebesar Rp 3.107.810.580," isi dokumen tersebut.
Selain itu, dokumen itu juga merinci sejumlah nama perusahaan yang menyediakan fasilitas tersebut beserta nilainya.
"Ibarat, mendanai untuk memecat diri sendiri atau menggusur kampung tetangga, kampung temen, bisa jadi besok atau lusa kampung sendiri-sendiri," lanjut akun ini.
Beredarnya dokumen itu langsung mendapatkan atensi yang besar dari warganet. Hingga berita ini dipublikasikan, cuitan mengenai dokumen tersebut telah mendapatkan 4.000 retweet dan 8.000 tanda suka.
Warganet juga membanjiri kolom komentar dengan beragam kritikan. Mereka meminta pihak BPJS Ketenagakerjaan memberikan penjelasan mengenai dugaan anggaran dipakai untuk "main golf", sampai menyentil kasus JHT yang hanya bisa cari jika pekerja sudah berusia 56 tahun.
Berikut beragam komentar warganet:
"Ini iuran JHT di investasi ke golf membership maksudnya yah?" tanya warganet.
"Pemerintah giliran kerja ngang ngong ngang ngong tapi ngabisin duit rakyat paling depan," sentil warganet.
"Anjir BPJS ketenagakerjaan disuruh nunggu sampai umur 56 tahun baru bisa cair, ternyata dananya mau dipake main golf? Terkutuk kamu yang pake fasilitas golf pakai duit rakyat itu," komentar warganet.
"Kok malah dianggap aset yak? Harusnya liabilitas gak sih? Karena kewajiban untuk membayar keanggotaan klub golf untuk bos-bos BPJS selama 2018-2019. Bener gak sih bacanya gitu. Ayok anak akuntansi harusnya nih bantu menerjemahkan," tambah yang lain.
"Ini nih yang di takutin BPJS gak akan mungkin cair setelah gue pensiun, sebelum pensiun aja sama pejabat-pejabatnya dipake gak guna kaya gini," kritik warganet.
"Pantesan rakyat disuruh gotong royong BPJS, pejabatnya happy-happy pakai duit BPJS main golf," timpal lainnya.
"Omg, ini baru banget kemarin lihat di berita. Karena BPJS nggak jalan dan nggak memenuhi target, pak Jokowi sendiri yang turun tangan buat mastiin bisa berjalan sesuai target. Dan narasumber juga pada bilang masa masalah BPJS juga pak Jokowi yang harus nanganin," ungkap warganet. []
Sumber: suara