Proyek Kereta Cepat JKT-BDG Lebih Lambat Ketimbang Laos, Satyo Purwanto: Aya Naon?

Proyek Kereta Cepat JKT-BDG Lebih Lambat Ketimbang Laos, Satyo Purwanto: Aya Naon?

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) lebih lambat dibanding proyek kereta cepat di Laos karena sejak awal sudah dilakukan dengan sembrono dan terburu-buru.

Hal itu disampaikan oleh Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy, Satyo Purwanto, menanggapi perbedaan proyek kereta cepat antara Indonesia dengan Laos. Di mana proyek di Laos telah terlebih dahulu selesai, padahal jalurnya lebih panjang dibanding KCJB.

"Proyek kereta cepat sedari awal terkesan sembrono dan terburu-buru, bahkan aturannya pun berubah di tengah jalan yaitu dari Perpres 93/2021 tentang Perubahan atas Perpres 107/2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Kereta Cepat Jakarta-Bandung," ujar Satyo kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (7/2).

Melalui aturan tersebut, kata Satyo, Presiden Joko Widodo mengubah beberapa kebijakan pemerintah dalam pelaksanaan proyek yang kemungkinan besar menelan dana sampai ratusan triliun.

"Perubahannya mulai dari pimpinan konsorsium proyek dari PT Wika menjadi PT KAI, mengubah trase jalur pembangunan proyek, lantas seperti yang sudah-sudah menunjuk LBP (Luhut Binsar Pandjaitan) menjadi pimpinan komite percepatan proyek," ucap Satyo.

Bahkan, lanjut Satyo, Jokowi juga merestui penggunaan APBN melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) berikut penjaminan oleh pemerintah dalam proyek. Padahal sebelumnya, Jokowi berjanji proyek tersebut tidak akan menggunakan dana negara.

"Manajemen proyek juga amburadul, awalnya pemerintah menargetkan proyek beres pada tahun 2019, namun hingga kini proyek belum juga kelar. Masalah berikutnya terkait pendanaan yang jauh melambung dari RAB awal, rumors penyebabnya adalah karena proposal yang ditawarkan China dengan realisasi berbeda bahkan karena umur proyek bertambah yang berakibat cash overrun alias biaya menjadi bengkak," jelas Satyo.

Selain itu, pekerjaan proyek juga pernah dihentikan oleh Kementerian PUPR karena menurut infonya proyek tersebut mengabaikan aspek keselamatan dan menyebabkan banjir di Tol Japek.

"Tidak hanya itu, kabarnya pun saat itu desain proyek juga belum mengantongi sertifikasi dari Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan. Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung ini bisa makin bikin bingung jika dibandingkan dengan proyek serupa di negara ASEAN lainnya yaitu Laos yang tiga kali lebih panjang tapi bisa kelar sesuai waktunya. Aya naon?" pungkas Satyo. 

Sumber: rmol
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita