Polri Sebut Aparat Kepung Warga Wadas di Masjid Hoaks, Wadas Melawan Bongkar Fakta: Kebohongan Publik

Polri Sebut Aparat Kepung Warga Wadas di Masjid Hoaks, Wadas Melawan Bongkar Fakta: Kebohongan Publik

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menyatakan berita mengenai aparat yang mengepung warga Wadas di masjid adalah hoaks. Hal ini langsung dibantah oleh akun Twitter Wadas Melawan dengan fakta yang mereka kumpulkan.

Wadas Melawan mengomentari mengenai pernyataan hoaks kepolisian yang diunggah dalam akun Twitter Divisi Humas Polri. Dalam akun tersebut, Divisi Humas Polri menyebut segelintir warga menyerang kepolisian.

"Beredarnya informasi di media sosial terkait aparat kepolisian mengepung warga berada di dalam masjid adalah hoax atau tidak benar," cuit Divisi Humas Polri seperti dikutip Suara.com, Kamis (10/2/2022).

"Faktanya pada saat pengukuran tanah di depan masjid, segelintir warga membawa sajam dan melempar batu," lanjutnya.

Polri mengklaim aparat justru berusaha menyelamatkan warga lain yang berada di dalam masjid. Kejadian itu disebut terjadi pada 8 Februari 2022.

"Warga yang lain mengejar dan berlari ke dalam masjid memakai celana pendek. Aparat kepolisian justru mengamankan orang di dalam masjid dari serangan warga yang mengejar, Desa Wadas, Selasa (8/2/2022)," klaim Polri.

"Be smart netizen," pesan Divisi Humas Polri.

Pernyataan Polri yang menyebut pengepungan aparat di masjid adalah hoaks langsung disanggah Wadas Melawan. Melalui akun Twitter resminya, Wadas Melawan menjelaskan tidak ada lahan quarry di depan halaman masjid yang bisa diukur.

Karena itu, pernyataan kepolisian yang menyebut aparat diserang sejumlah warga saat mengukur lahan di masjid perlu dipertanyakan. Wadas Melawan juga meminta Polri berhenti melakukan kebohongan publik dan membuat hoaks baru.

"Hoax. Perlu diketahui bersama bahwa di tanah atau halaman masjid tidak ada lahan quarry. Sudah jelas polisi yang melakukan kebohongan publik," tegas Wadas Melawan.

"Bisa dibaca lebih detail konten posternya. Yuk saring sebelum sharing," tandas Wadas Melawan.

Penjelasan dari Wadas Melawan ini langsung mendapatkan atensi warganet. Hingga berita ini dipublikasikan, pernyataan ini telah mendapatkan 2.500 retweet dan 4.200 tanda suka.

Warganet juga membanjiri kolom komentar dengan dukungan terhadap pernyataan Wadas Melawan. Banyak yang melayangkan kecaman dan kritikan terhadap aksi aparat yang dinilai represif terhadap warga Wadas.

"Ngeri ngeri, ter-koordinir. Terus harus kepada siapa mengadu? Kepada siapa meminta bantuan?" tanya warganet.

"Yang di lapangan geruduk. Yang di sosmed nge-hoax. Padahal motto Polri inikan 'Rastra Sewakottama', yang artinya pelayan utama bangsa. Tapi kok ngene?" kritik warganet.

"Kalau udah sekelas aparat kepolisian berani share hoaks ke masyarakat, lantas dengan siapa lagi rakyat bisa mengadu? Pak Listyo Sigit, coba diapakan dulu biar apa kali," komentar warganet.

"Kalau yang menyebar hoaks itu penegak hukum bisa dihukum juga gak?" sentil warganet.

"Agak aneh narasinya kalau ada segelintir orang membawa sajam padahal banyak polisi di situ. Gue aja kalau lagi bawa motor ngelihat ada polisi langsung waswas. Padahal surat menyurat lengkap," jelas warganet.

"Kan kalau rakyat biasa nyebarin berita bohong ditangkap, diintimidasi terus disuruh klarifikasi. Kalau aparat bagaimana? Apa iya hukum hanya untuk rakyat bukan untuk aparat?" kecam warganet.

Sumber: suara
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita