GELORA.CO - Perhatian dunia internasional kini tengah tertuju kepada invasi yang dilakukan oleh Rusia ke Ukraina pada Kamis (24/2/2022).
Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan bahwa agresi yang ia lakukan adalah operasi militer khusus yang bertujuan untuk melakukan demiliterisasi di Ukraina, bukan untuk menduduki wilayah.
Terjadinya konflik fisik ini mengingatkan kembali akan pesan dari Menteri Pertahanan Prabowo Subianto saat melakukan rapat perdana dengan Komisi I DPR RI pada akhir tahun 2019 silam.
Dalam rapat tersebut, Prabowo berpesan betapa pentingnya negara memiliki sistem pertahanan yang baik.
Prabowo juga mengutip sebuah pepatah kuno terkait peperangan yang menyatakan seseorang harus siap berperang jika mendambakan perdamaian.
Berikut penggalan pesan yang disampaikan Prabowo pada saat itu.
"Pelajaran ribuan tahun dari seorang ahli sejarah Vegetius Renatus dari Romawi mengatakan Si Vis Pacem Para Bellum," ujar Prabowo.
Diketahui pepatah itu memiliki arti "Jika kau menghendaki perdamaian bersiaplah untuk perang."
Prabowo kemudian melanjutkan pemaparannya tentang pentingnya memiliki sistem pertahanan yang baik.
"Hendaknya kita mengajak seluruh komponen yang terlibat untuk mari kita mulai meneruskan membangun sistem pertahanan yang baik dengan efisiensi anggaran dan efisiensi kerja," ujar dia.
"Salah satu pandangan kita adalah bahwa kalau tidak ada perdamaian, tidak mungkin ada stabilitas."
"Kalau tidak ada stabilitas, tidak mungkin ada pertumbuhan dan pembangunan ekonomi."
"Dan kalau tidak ada pembangunan ekonomi, tidak mungkin ada kemakmuran," pungkas Prabowo.
Juru bicara Prabowo, Dahnil Anzar pada unggahannya Kamis (24/2/2022) kemudian mengungkit bagaimana konflik Rusia dan Ukraina saat ini membuktikan kebenaran dari pesan Menhan Prabowo.
Dahnil lalu menyindir bagaimana kala itu ada sejumlah pengamat dan politisi yang meyakini bahwa perang yang terjadi di era sekarang ini hanyalah perang siber, bukan perang fisik.
Berikut caption lengkap yang ditulis oleh Dahnil:
"Si Vis Pacem Para Bellum.
Beberapa pengamat dan politisi ngotot bahwa tidak akan ada perang fisik di dunia saat ini dan di masa yang akan datang, jadi penguatan alutsista tak urgen, karena yang ada adalah perang siber bla...bla. Seolah mereka tak pernah belajar tentang teori realisme ketika membahas hubungan luar negeri, hari ini kita dikejutkan dengan perang antara Rusia vs Ukraina. Fakta bahwa perang konvensional kapan dan dimana pun bisa terjadi. Namun, Perdamaian adalah jalan terbaik, karena sejatinya tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan."
Sumber: wow