Oleh: Mayjen (Purn) TNI-AD Setia Purwaka
PERSAHABATAN saya dengan Dr Rizal Ramli membekaskan banyak sekali kesan dan kenangan yang sangat berharga dan nilai-nilai pembelajaran.
Antara lain misalnya saat saya bersamanya dalam satu team sebagai Komisaris PT Semen Indonesia, di masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Rizal Ramli adalah pribadi yang smart, profesional, kritis tetapi solutif. Serta jiwa aktivisnya melekat erat, tidak lekang oleh berjalannya waktu.
Kalau saya rinci sosok Rizal Ramli, pertama ia adalah figur yang profesional dan kritis. Ia selalu berbicara berdasarkan data dan fakta, dengan analisis kritis-ilmiah yang tajam.
Sebagai contoh sewaktu berdiskusi di PT Semen Indonesia, dalam rangka penyusunan RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan), sebagai Komisaris Utama ia sangat tidak puas dengan RKAP yang disusun oleh para Direksi.
Rizal Ramli langsung men-challenge, sekaligus memotivasi agar para Direksi dan jajarannya bisa meningkatkan margin tiga kali lipat.
Dengan cara yang ditunjukkannya secara langsung, yaitu melalui langkah-langkah seperti meningkatkan efisiensi, meningkatkan produksi, memangkas biaya logistik yang berlebihan dan yang tidak perlu, serta mendorong mereka untuk bekerja secara cerdas.
Pada awalnya para Direksi terkaget-kaget dan menunduk lesu.
Tetapi dengan motivasi yang diberikan oleh Rizal Ramli yang melahirkan dorongan kerja keras di kalangan para Direksi dan jajarannya, akhirnya target bisa tercapai, dan kemudian menghasilkan keuntungan pertama dan terbesar dalam sejarah beroperasinya PT Semen Indonesia.
Yang kedua ialah Rizal Ramli sosok idealis, dan dalam memandang suatu masalah selalu bersikap optimis.
Ia selalu berorientasi ke depan. Sebuah solusi baginya harus memberikan kemaslahatan untuk kepentingan masyarakat luas.
Ia berprinsip kuat bahwa kekayaan alam Indonesia harus dikelola oleh bangsa sendiri secara baik, profesional, jujur, dan harus diorientasikan untuk kepentingan bangsa dan negara, serta memberikan manfaat yang besar bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat, bukan untuk pribadi atau sekelompok golongan.
Sebagai contoh lain ialah ketika Rizal Ramli menjadi Menko Maritim dan Sumber Daya, ia berani mengambil keputusan membatalkan proyek reklamasi Teluk Jakarta yang pelaksanaannya tidak mematuhi kaidah hukum dan lingkungan hidup, yang dampaknya dapat merugikan rakyat banyak.
Yang ketiga, Rizal Ramli figur yang kuat dalam memegang prinsip, jujur, dan bersikap teguh dalam berpendirian.
Orientasi pemikirannya selalu berprinsip bahwa semua kebijakan harus memberikan manfaat kesejahteraan kepada rakyat banyak, meningkatkan value atau nilai tambah, dan pada akhirnya harus menguntungkan kepentingan bangsa dan negara.
Salah satu contoh lainnya ialah saat Rizal Ramli menjadi Kepala Bulog di era Presiden Gus Dur.
Kondisi Bulog pada awalnya tidak memberikan keuntungan bagi rakyat dan negara. Namun dalam waktu singkat Rizal Ramli merombak Bulog menjadi sebuah perusahaan negara yang begitu kuat, bersih, dan menguntungkan. Hal ini diawalinya dengan revaluasi dan pembenahan terhadap Bulog.
Langkah seperti ini hanya mungkin dapat dilakukan oleh figur yang kuat dalam memegang prinsip, jujur, dan teguh dalam berpendirian.
Menurut saya Rizal Ramli itu figur pendobrak dan pembaharu dengan dasar pemikirannya yang selalu mengedepankan kepentingan bangsa dan negara.
Gaya aktivisnya sangat khas dan tak pernah lekang oleh berjalannya waktu.
Saya selalu berharap semoga pemikiran-pemikiran Rizal Ramli dapat menginspirasi para pengambil kebijakan di negeri ini, sehingga amanat konstitusi untuk mewujudkan Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur, dapat segera terwujud.
Terhadap usaha-usahanya untuk menjadikan negeri dan bangsa ini lebih maju saya sebagai sahabat hanya bisa mendoakan semoga Rizal Ramli senantiasa diberikan kesehatan, usia panjang yang barokah, tetap kokoh dalam pemikiran dan upaya memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan rakyat.
Negeri ini benar-benar membutuhkan figur sekaliber Rizal Ramli.
Tentang kenangan peristiwa tahun 1998 menjelang kejatuhan Soeharto, Rizal Ramli juga berperan memberikan masukan kepada Mabes ABRI (TNI), dalam kapasitasnya sebagai ekonom senior yang menjadi penasehat ABRI untuk bidang ekonomi.
Saat itu saya dalam kapasitas sebagai Aspri mendampingi Kassospol ABRI yang dijabat oleh Letjen TNI-AD Susilo Bambang Yudhoyono.
Kami bersama jajaran ABRI melakukan pertemuan dengan Rizal Ramli di Apartemen Park Royale, seberang Hilton, kawasan Semanggi, Senayan, untuk membahas situasi sosial, politik, dan ekonomi pertengan Maret 1998, kala itu, dalam kaitannya dengan desakan mahasiswa dan masyarakat yang menginginkan Soeharto mundur dari kekuasaannya.
Dalam pertemuan itu Rizal Ramli memberikan pandangan-pandangan yang faktual, cermat, dan komprehensif, yang intinya secara lugas ia mengatakan Presiden Soeharto harus mundur dari jabatannya. Karena pertimbangan situasi nasional yang kian memburuk ketika itu, dan adanya arus desakan yang kuat dari para mahasiswa dan masyarakat luas yang tak menginginkan lagi Soeharto berkuasa. (*)