GELORA.CO - Kepercayaan publik kepada Presiden Joko Widodo dan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi akan semakin tergerus karena gagal mengurusi kedelai yang harganya kian melonjak.
Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi mengatakan, harga kedelai yang mahal dengan alasan karena diborong oleh China untuk pakan ternak babi seperti dikatakan Mendag Lutfi, adalah alasan tidak masuk di akal.
Dikatakan Muslim, harusnya pemerintah bisa mengerti bahwa tahu dan tempe yang dibuat dari kedelai, adalah kebutuhan sehari-hari masyarakat di semua lapisan.
Dengan lonjakan harga kedelai, lanjutnya, bukan saja masyarakat yang sulit mendapatkan tahu atau tempe. Tetapi, juga menjadi beban yang berat bagi pengrajin tahu dan tempe.
"Kedelai yang merupakan bahan dasar tahu tempe dan berbagai jenis makanan lainnya itu sudah jadi kebutuhan masyarakat. Para pengrajin dan pedagang akan terpukul dengan mahalnya harga kedelai ini," ujar Muslim kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (21/2).
Apalagi, hari ini hingga tiga hari kedepan, para pengrajin dan penjual tahu dan tempe khususnya di wilayah Jabodetabek serentak mogok produksi dan menjual tahu tempe yang menggunakan bahan dasar kedelai.
"Saya kira ini salah kegagalan Jokowi dan Mendag yang tidak dapat menghadirkan kedelai murah untuk kebutuhan masyarakat. Gimana Jokowi dan Mendag dipercaya masyarakat, urus kedelai saja tak becus," pungkas Muslim. (*)
Sumber: rmol