Macron soal Konflik Rusia-Ukraina: Perang Ini Akan Bertahan Lama

Macron soal Konflik Rusia-Ukraina: Perang Ini Akan Bertahan Lama

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Presiden Prancis Emmanuel Macron memperingatkan masyarakat dunia soal konflik yang berlangsung antara Rusia dan Ukraina. Menurutnya, perang antara Moskow dan Kiev akan berlangsung lama.

Peringatan ini ia sampaikan dalam sebuah acara agrikultur yang berlangsung di Prancis, Sabtu (26/2).

“Jika saya bisa memberi tahu Anda satu hal pada pagi ini, [yang akan saya sampaikan] adalah perang ini akan berlangsung lama,” ujar Macron, sebagaimana dikutip dari AFP.

“Krisis ini akan bertahan lama, perang ini akan bertahan lama, dan seluruh krisis yang menyusul akan membawa konsekuensi yang awet. Kita harus bersiap,” tegas dia.

Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengabarkan mitra-mitra Barat akan mengirimkan senjata kepada Kiev. 

Ini disampaikan setelah Zelensky berdialog via telepon dengan Macron pada Sabtu (26/2) pagi.

“Koalisi anti-perang sudah bekerja!” tulis Zelensky dalam akun Twitter resminya.

Sanksi yang dijatuhkan negara-negara terhadap Rusia berpotensi mengganggu sejumlah sektor di Prancis, terutama dalam industri fermentasi anggur (wine). Namun, Macron menjanjikan “rencana ketahanan” untuk membantu sektor tersebut tetap bertahan.

Macron pun menyatakan, perang sudah kembali terjadi di Eropa.

“Perang sudah kembali ke Eropa, ini dipilih secara sepihak oleh Presiden [Rusia Vladimir] Putin, dengan situasi kemanusiaan yang tragis, rakyat Ukraina yang menolak, dan Eropa yang ada dan juga menolak bersama rakyat Ukraina,” tutur Macron.

Prancis dikabarkan akan mengerahkan 500 personel militer sebagai bagian dari pasukan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) ke Rumania, setelah Rusia menginvasi Ukraina.

Hal tersebut ditegaskan Kepala Staf Pertahanan Prancis, Thierry Burkhard, Jumat (25/2) waktu setempat.

"NATO telah memutuskan untuk memperkuat kehadirannya untuk mengirimkan tanda solidaritas strategis yang sangat jelas, untuk menempatkan pasukan di Rumania," kata Burkhard kepada Radio France Internationale dan penyiar France24, dikutip dari AFP.

"Kami akan mengirim sekitar 500 orang dengan kendaraan lapis baja," tegas Burkhard. []

Sumber: kumparan
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita