Kembali Terjadi, Ritual Kelompok Kejawen di Laut Jember Dibubarkan Polisi

Kembali Terjadi, Ritual Kelompok Kejawen di Laut Jember Dibubarkan Polisi

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Polisi membubarkan sekelompok orang yang kembali melakukan ritual di Pantai Watu Ulo Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu, Jember, Jawa Timur, Sabtu (26/2). Konon ritual itu dilakukan oleh 18 orang dari kelompok Kejawen Kejayan Trimurti.

Lokasi ritual itu tidak begitu jauh dari peristiwa sekitar dua minggu sebelumnya yakni, Minggu (13/2), yang menyebabkan 11 orang meninggal dunia. Ke-11 orang yang meninggal itu merupakan anggota kelompok Tunggal Jati Nusantara.

Kapolsek Ambulu AKP M Ma’ruf mengatakan kelompok yang, Sabtu (26/2) hari ini, melakukan ritual berjumlah 18 orang. Tetapi mereka, ungkap Kapolsek, bukan berasal dari Jember.

“Mereka ini datang dari Nganjuk Jawa Timur, ada sekitar 18 orang,” kata Kapolsek.

Menurut Ma’ruf, pembubaran ritual yang dilakukan 18 orang tersebut, setelah terdapat warga yang melaporkan kepadanya. Sehingga aksi itu pun akhirnya berhasil dibubarkan.

“Tadi anggota pakai toa datang ke lokasi dan meminta kelompok yang melakukan ritual berendam di pinggir pantai itu membubarkan diri,” katanya.

Saat diinterogasi oleh petugas, kelompok ini menamakan dirinya dengan Kejawen Kejayan Trimurti. Menurut Ma’ruf, ini bukanlah kali pertama kelompok ini melakukan ritual di lokasi tersebut.

“Sudah dua kali mereka ini ritual di lokasi itu. Hanya saja kapan pertama kalinya kita belum tahu,” katanya.

Ma’ruf mengatakan, tujuan dari kelompok ini melakukan ritual adalah untuk membersihkan diri sekaligus mendoakan 11 pelaku ritual yang sekitar dua minggu lalu meninggal akibat terseret ombak di Pantai Watu Ulo.

“Katanya mendoakan 11 korban meninggal sebelumnya, biar jasadnya langsung keterima gitu,” jelas Ma’ruf.

Setelah diinterogasi dan diberikan pemahaman, kelompok itupun akhirnya langsung pulang. Ma’ruf mengimbau agar masyarakat tidak kembali lagi melakukan ritual apalagi berendam di Pantai Watu Ulo.

“Karena ombak di Pantai Selatan ini sulit diprediksi. Tiba-tiba ombaknya datang dan besar,” ujarnya.

Ma’ruf juga mengatakan bahwa pihaknya juga akan lebih intens dalam melakukan patroli di sepanjang Pantai Watu Ulo, agar tidak ada lagi masyarakat dan kelompok melakukan kegiatan serupa.

“Kita juga meminta kepada masyarakat sekitar pantai agar segera melapor ke kita jika melihat ada orang maupun kelompok yang melakukan ritual di pantai itu,” kata Ma’ruf. []

Sumber: radar
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita