GELORA.CO - Sejumlah karyawan ritel Apple terungkap memakai handphone (HP) Android, bukan iPhone yang menjadi smartphone andalan perusahaan. Mereka ternyata sengaja melakukannya agar perusahaan tempatnya bekerja tidak mengacaukan rencana serikat buruh.
Gerakan buruh memang tengah dihadapi oleh produsen iPhone tersebut. Karyawan ritel Apple dilaporkan mulai diam-diam berserikat, sebagian karena upah per jam tetap stagnan sementara margin keuntungan Apple melonjak.
Dua toko ritel Apple disebut sedang mempersiapkan pengajuan dokumen dengan Dewan Hubungan Perburuhan Nasional AS (National Labor Relations Board/NLRB) dan setengah lusin lainnya sedang dalam tahap awal, kata karyawan anonim yang berbicara kepada The Washington Post.
Untuk menghindari deteksi oleh manajer toko, karyawan ritel Apple berkomunikasi dengan pesan terenkripsi. Karyawan juga dilaporkan menggunakan HP Android, pesaing sistem operasi iOS, untuk menghindari kemungkinan pengintaian oleh Apple.
Hingga kini, tidak jelas apakah Apple benar-benar memata-matai iPhone karyawannya. Namun, jika mereka betul-betul melakukannya, kemungkinan Apple akan mendapat masalah besar dengan regulator di AS.
Karyawan memiliki hak untuk berorganisasi, dan mereka harus dapat melakukannya tanpa rasa takut akan pengawasan perusahaan.
Ini bukan kali pertama Apple dilaporkan memiliki kemampuan mata-mata kepada karyawan.
Pada tahun 2021, Apple memecat karyawan bernama Ashley Gjøvik yang menuduh pelecehan seksual, masalah lingkungan, dan pengawasan di perusahaan.
Di Twitter, Gjøvik menyebut bahwa Apple “memiliki budaya pengawasan, intimidasi, dan keterasingan internal.”
“Karyawan diawasi secara ketat dan data kami ditimbun atas nama kerahasiaan dan kualitas,” jelas Gjøvik. []
Sumber: kumparan