Jokowi Terima Langsung Keluhan Soal Karantina, Politikus Nasdem: Kalau Semua Ditangani Presiden, Ngapain Ada Pembantu?

Jokowi Terima Langsung Keluhan Soal Karantina, Politikus Nasdem: Kalau Semua Ditangani Presiden, Ngapain Ada Pembantu?

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -Pernyataan Presiden Joko Widodo yang mengaku menerima langsung keluhan dari sejumlah warga negara asing (WNA) soal permainan karantina di Indonesia memunculkan sejumlah pertanyaan. Salah satunya adalah apa tugas para pembantu presiden jika semua masalah langsung ditampung sang kepala negara?

Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Nasdem, Irma Suryani Chaniago, pun heran Presiden Jokowi bisa mendengar langsung komplain dari WNA soal permainan karantina. Hal ini membuat Irma mempertanyakan kinerja Satgas Penanganan Covid-19.



"Ini kan bikin malu. Satgasnya ada, kemudian Kementerian Kesehatan ada, aparat keamanan yang ditugaskan ada, kok bisa sampai ke Presiden," kata Irma kepada wartawan, Selasa (1/2).

Irma merasa kesal dengan kinerja Satgas Covid-19 dan meminta memereka mempertanggungjawabkan kinerjanya selama ini. Sebab, urusan karantina memang berada langsung di bawah kendali Satgas Covid-19.

"Kalau semuanya harus ditangani Presiden, ngapain ada pembantu-pembantu Presiden, termasuk satgas ini kan, yang dibentuk untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19. Itu harus segera dimintai pertanggungjawaban," papar Irma.

Lebih lanjut, Irma mengaku sempat menanyakan kepada Jurubicara (Jubir) pemerintah untuk penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito, tentang bagaimana cara memberantas permainan karantina.

Menurut Irma, Prof Wiku menyebut salah satu caranya adalah memaksimalkan program pendaftaran karantina online.

"Saya tanya Prof Wiku, 'bagaimana Prof, caranya supaya enggak terjadi mafia-mafia karantina ini merajalela, kongkalikong dengan rumah sakit, kongkalikong dengan hotel-hotel'," ucap Irma sambil mengulang pertanyaannya ke Prof Wiku.

"Beliau bilang ada program online yang bisa digunakan oleh turis untuk mengecek hotel mana saja yang bisa menjadi tujuan karantina mereka. Itu bukan hanya turis, untuk orang Indonesia pun boleh," imbuh anggota DPR RI dari dapil Sumatera Selatan II itu.

Namun demikian, Irma menyebut masyarakat, baik WNA maupun WNI, justru tidak mengetahui secara detail program pendaftaran online yang dimaksud Wiku.

"Tapi faktanya, itu tidak ditemukan oleh masyarakat, program itu. Masyarakat enggak pernah tahu bagaimana caranya untuk bisa mendapatkan informasi itu melalui online, apa nama website-nya juga enggak jelas," jelas Irma.

"Nah saya ngomong sama Prof Wiku, ini harus disosialisasikan di media, supaya media juga ikut membantu menginformasikan kepada seluruh rakyat, publik, bahwa ada program itu. Ini bukan enggak dilakukan, memang programnya juga enggak ada, enggak jelas," tandasnya.(RMOL)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita