Islah Bahrawi: Anas Urbaningrum Dipersekusi Secara Mekanisme Partai Demokrat

Islah Bahrawi: Anas Urbaningrum Dipersekusi Secara Mekanisme Partai Demokrat

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -Cikeas, yang diidentikan dengan klan Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam memaknai sebuah partai terlalu berlebihan karena menganggap Partai Demokrat seperti "agama".

Sehingga, berbagai cara pun dilakukan untuk menyingkirkan orang-orang yang justru mempertahankan Partai Demokrat. Dalam hal ini mempersekusi Anas Urbaningrum yang kala itu menjabat sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.


Begitu disampaikan Direktur Jaringan Moderat Indonesia, Islah Bahrawi dalam sebuah diskusi dan bedah buku "Halaman Pertama Anas Urbaningrum" pada Sabtu siang (5/2).

"Cikeas ini memeluk partai itu seperti memeluk agama. Dan Mas Anas ini adalah orang yang dianggap akan memurtadkan," kata Islah.

Dengan analogi itu, Islah menyebut Cikeas seperti orang yang mabuk agama hingga mengkafir-kafirkan orang.

"Nah inilah takfiri itu terjadi. Makanya orang (yang dianggap) kafir itu harus dipenjarakan. Kurang lebih seperti itulah," cetusnya.

Islah mengaku masih ingat betul bagaimana Anas Urbaningrum dipersekusi oleh kekuasaan pada waktu itu hingga akhirnya terjerat kasus hukum dan berurusan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Ketika Mas Anas menjadi Ketua Umum, saya juga udah ada di DPP Demokrat. I Gde Pasek waktu itu di Departemen Olahraga. Saya di (Departemen) Pengentasan Kemiskinan. Jadi memang di awal masa kepengurusan Mas Anas, Mas Anas itu sudah dipersekusi secara mekanisme partai," tuturnya.

Menurut Islah, adalah sebuah perumpamaan yang pas seperti dalam buku berjudul "Halaman Pertama Anas Urbaningrum" itu disebutkan bahwa Anas Urbaningrum ibarat bayi yang tidak dikehendaki untuk lahir.  

"Inilah sebuah brutalitas dengan gaya SBY dengan bullshit humble itu dia berusaha memframing sedemikian rupa dengan orkestrasi-orkestrasi yang menormalisasi kejahatan. Ini sejak awal saya melihat itu. Makanya saya tegak lurus. Bagaimana ini adalah perlakuan tida adil oleh kekuasaan," pungkasnya(RMOL)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita