Gegara Babi di China, Pasokan Kedelai ke Indonesia Terhambat

Gegara Babi di China, Pasokan Kedelai ke Indonesia Terhambat

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Melambungnya harga kacang kedelai di pasaran Indonesia membuat perajin tahu tempe di sejumlah wilayah menjerit.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengungkapkan beberapa faktor membuat harga kacang kedelai di dunia mengalami kenaikan. Salah satunya adalah restrukturisasi dari peternakan binatang di China

Kata Lutfi, Tiongkok membuat kebijakan bahwa ada lima miliar babi diberi makan kedelai.

Kondisi itu menyebabkan suplai kacang kedelai menjadi terbatas ke berbagai negara. Terhambatnya suplai inilah yang menjadi penyebab naiknya harga kacang kedelai yang diresahkan perajin tahu tempe di Indonesia.

Imbasnya, para perajin tahu tempe melakukan aksi mogok produksi, terhitung sejak 21-23 Februari 2022. Para perajin ini menuntut kestabilan harga kedelai.

Selain negara China yang mengambil pasokan kacang kedelai dalam jumlah besar, penyebab tingginya harga kedelai ialah pandemi Covid-19.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Barat Iendra Sofyan mengungkapkan, suplai kacang kedelai dari negara produsen, Amerika Serikat ke Indonesia saat ini berjalan baik.

Namun, Pandemi Covid-19 menjadi penyebab utama, mengapa harga kacang kedelai di pasar internasional menjadi tinggi.

"Pembatasan diakibatkan pandemi covid-19 ini lah sehingga suplai jadi terganggu dan ini lah yang membuat harga (kacang kedelai) naik. Kami berharap dari pengusaha dan perajin bisa pulih dan normal seperti sedia kala," kata Iendra di Bandung, Selasa (22/2).

Perihal aksi mogok produksi para perajin tahu tempe selama tiga hari, kata Iendra, para perajin di Bandung sempat menerima surat tembusan dari Koperasi Produsen Tahu Tempe (Kopti) untuk tidak melakukan aksi tersebut.

Menurut Iendra, permasalahan ini tidak perlu sampai terjadi aksi mogok produksi. Cukup diberikan pemahaman kepada para perajin, terkait kondisi yang tengah dialami.

"Saya pikir tidak perlu mogok, tetap produksi tinggal diatur volume apakah berkurang dan menaikan harga. Tetapi saya pikir harga juga perlu dipertimbangkan, jangan sampai melebihi," tuturnya.

Sumber: jpnn
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita