GELORA.CO -Jalan-jalan di ibukota Kiev dibanjiri ribuan warga yang melakukan unjuk rasa persatuan di tengah kekhawatiran kemungkinan invasi Rusia ke Ukraina dalam waktu dekat.
"Ukraina akan melawan", "Penjajah harus mati", hingga "Katakan TIDAK pada Putin" menjadi slogan-slogan yang terpampang di spanduk-spanduk yang mereka bawa sembari berjalan di pusat ibukota pada Sabtu (12/2).
Unjuk rasa dilakukan meski Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berusaha menenangkan warga dan meminta mereka tidak panik.
Ketika menghadiri sesi latihan polisi pada hari yang sama, Zelensky menyebut serangan Rusia dapat terjadi kapan saja. Tetapi ia menolak kemungkinan perang besar terjadi.
“Sahabat terbaik dari musuh kita adalah kepanikan. Semua informasi ini hanya memprovokasi kepanikan dan tidak dapat membantu," ujarnya, seperti dikutip INews.
Zelensky menuturkan, sejak Rusia menganeksasi Krimea pada 2014, Ukraina telah bersiap setiap hari.
“Saya tidak bisa setuju atau tidak setuju dengan apa yang belum terjadi. Sejauh ini, tidak ada perang skala penuh di Ukraina. Kami harus siap setiap hari," jelasnya.
Informasi intelijen menunjukkan Rusia siap menginvasi Ukraina dalam waktu dekat. Para pejabat AS telah memperingatkan lagi bahwa peningkatan serangan udara, darat dan laut Rusia di dekat Ukraina telah mencapai titik di mana Moskow dapat menyerang dalam waktu singkat.
Hal itu juga mendorong Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mempercepat jadwal untuk menelepon Presiden Rusia Vladimir Putin.
Putin ingin panggilan telepon dilakukan pada Senin (14/2), tetapi Biden mendorong agar itu diadakan lebih cepat.
AS, bersama sejumlah negara lain seperti Inggris, Kanada, hingga Selandia Baru telah meminta warganya untuk meninggalkan Ukraina. Washington juga telah memerintahkan sebagian besar staf kedutaan Kiev untuk meninggalkan negara itu.
Selain itu, sekitar 150 tentara dari Garda Nasional Florida yang berada di Ukraina untuk membantu melatih pasukan Ukraina meninggalkan negara itu karena ancaman invasi Rusia meningkat.
Sumber: RMOL