Dari Normalisasi KDRT hingga Wayang Haram: Pengalihan Isu Berbasis Islamophobia

Dari Normalisasi KDRT hingga Wayang Haram: Pengalihan Isu Berbasis Islamophobia

Gelora News
facebook twitter whatsapp

Oleh: Dian Fitriani*

PADA awal Februari, netizen Indonesia dihebohkan dengan potongan ceramah ustadzah Oki yang menyinggung soal KDRT, seorang ustazah yang juga merupakan kakak dari Youtuber terkenal yaitu Ria Ricis ini ramai dibicarakan setelah video ceramah yang disampaikannya 2 tahun lalu di magelang Jawa Tengah.

Tentu saja berbagai kecaman hingga kritikan diterima oleh ustazah kondang tersebut setelah video tersebut viral di tiktok hingga jagad Twitter. Anehnya, beberapa fakta yang menarik sebetulnya patut menjadi perhatian warganet yang diharapkan juga menjadi para pejuang akal sehat.

Alasan keanehan kontroversi tersebut adalah beberapa pertanyaan yang seharusnya digulirkan sebelum jauh mengomentari persoalan tersebut lebih jauh.

Pertama, mengapa ceramah dua tahun yang lalu baru digoreng pada awal Februari ketika warga sedang ramai menanggapi kelangkaan minyak goreng hingga IKN? Tentu saja hal ini menjadi pertimbangan kita apa iya memang hal ini pantas mengalihkan perhatian kita?

Lalu yang kedua, sebagai warganet yang budiman maka alangkah baiknya Meng-crosscheck apakah video ceramah tersebut tidak dipotong atau diedit sehingga tidak terindikasi menggiring opini masyarakat yang sengaja didesain oleh sekelompok orang.

Kemudian poin ketiga, apakah setelah mendengar potongan ceramah yang secara fakta saja terindikasi penggiringan opini atau framing tokoh ataupun ajaran yang disampaikan kemudian lantas kita tidak mempertimbangkan subtansinya?

Wahai warganet yang budiman, tentu saja terkait dengan isi yang disampaikan dalam ceramah seorang pendakwah tentu terdapat rujukan, jika memang kita peduli terhadap upaya merawat akal sehat, alangkah lebih baik kita mengecek rujukan berupa dalil mengenai nusyudz ataupun hal-hal yang berkaitan dengan isi ceramah ustazah Oki, bukan justru lantas dipanasi-panasi atau terkesan ikut-ikutan.

Selanjutnya mengapa kejadian ini berulangkali terjadi? Apakah memang ceramah ini sengaja digoreng oleh sekelompok orang untuk ditunggangi oleh mereka yang islamophobia, sehingga sengaja menggiring opini gina memberikan framing terhadap syariat Islam yang tidak membawa maslahat dan sebagainya.

Ceramah ustadzah Oki ternyata bukan satu-satunya yang diduga ditunggangi oleh kelompok orang yang tidak bertanggung jawab, ceramah ustadz Khalid Basalamah tentang wayang pun turut menjadi kontroversi setelah video ceramah ustadz khalid viral di media sosial, beliau pun resmi dilaporkan ke Bareskim Polri terkait ceramahnya tentang wayang haram. Beliau dilaporkan oleh aktor Sandy Tumiwa pada Kamis kemarin (17/2/2022).
 
Sandy melaporkan ustadz khalid bersama organisasi masyarakat (Ormas) bernama Setya Kita Pancasila. Laporan itu diterima usai pihaknya melengkapi sejumlah dokumen yang diminta oleh penyidik kepolisian.

Ada beberapa poin yang perlu diperhatikan dari pelaporan Ustadz Khalid pada sepekan lalu. Yang pertama, fakta menarik yaitu ceramah tersebut ternyata disampaikan oleh beliau berberapa tahun yang lalu, sebelum pandemi.

Kemudian fakta selanjutnya, tidak ada kata-kata "wayang haram" Dalam ceramah beliau. Dan fakta menarik selanjutnya adalah, konteks yang disampaikan dalam ceramah beliau adalah menjawab pertanyaan dari salah satu jamaahnya yang ingin bertobat dari profesi sebelumnya, yaitu dalang wayang, sehingga tidak ada indikasi bahwa ceramah Ustadz Khalid memusnahkan wayang sebagai budaya.

Wahai warganet yang budiman, tentu sebagai masyarakat yang hidup di zaman penuh dengan kemudahan dalam mengakses informasi, maka seyogyanya bijaksana dalam menanggapi berbagai macam informasi yang diterima dan tersebar luas.

Melihat dua isu di atas yang diduga ditunggangi oleh sekelompok orang yang sengaja didesain, bebeberapa motif diduga terlibat, seperti pengalihan isu dari beberapa kejadian penting yang terjadi seperti kelangkaan minyak goreng, pindah ibukota hingga kasus proyek batu anndesit di Wadas yang diduga terindikasi represivitas oleh aparat, ataupun ceramah-ceramah tersebut sengaja dicari-cari kesalahannya guna ditunggangi oleh kelompok Islamophobia yang beberapa tahun belakangan ini meradang di tanah air.

Beberapa kehadiran polemik yang sengaja diciptakan ini seharusnya menjadi modal kita agar tidak lagi terbawa arus oleh penggorengan isu yang bisa saja terulang lagi.

Cepat tanggap dalam mengendus indikasi polarisasi ini penting dalam mengubah kutur pemikiran masyarakat tanah air, terlebih penggorengan isu ini diduga untuk mendiskreditkan pihak berlawanan atau lawan politik atau bahkan umat mayoritas yaitu umat muslim.
Wallahu a'lam bisowab 

*) Penulis adalah Mahasiswi Kesejahteraan Sosial Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita