Buntut Konflik di Desa Wadas, Tagar #JokowiSemakinOtoriter Menggema di Twitter!

Buntut Konflik di Desa Wadas, Tagar #JokowiSemakinOtoriter Menggema di Twitter!

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Kini sosial media terutama Twitter menjadi semakin ramai dengan tagar-tagar yang menyatakan kritikan terhadap pemerintah dan aparatur negara.

Salah satu tagar yang sedang trending pada Jumat, 11 Februari 2022 adalah #JokowiSemakinOtoriter, tagar ini muncul akibat dari konflik yang berada di Desa Wadas.

Tagar sejenis ini bukanlah tagar pertama yang menjadi kritikan masyarakat terhadap sikap pemerintah, pada beberapa hari sebelumnya terdapat juga tagar #WadasMelawan, #SaveWadas bahkan hingga #WadasTolakTambang.

Cuitan netizen yang berada dalam tagar tersebut berisikan tentang kritikan, bahkan protes mengenai tindakan yang dilakukan oleh aparat gabungan TNI dan Polri terhadap pengepungan dan penangkapan warga di Desa Wadas.

Seperti salah satu cuitan netizen di twitter dengan akun @pujiono74074850 yang juga ikut berkomentar,

Otoriter itu bukan dari bentuk wajah fisik maupun keluguan seseorang, akan tetapi dari kebijakan-kebijakan yang tidak pro terhadap rakyat, yang hanya mementingkan kelompok golongan dan oligarki,”


Bukan hanya itu, juga terdapat cuitan prihatin dari netizen lainnya seperti yang ditulis oleh akun @PdkrBodoh,

Ibu pertiwi merintih dan menangis. Kedzaliman aparat merajalela membela penguasa dan pengusaha,”


Selain kritikan, dan ucapan prihatin juga ada tanggapan seperti yang ditulis oleh akun @rinidyah6 mengenai peringatan akan taktik pengalihan fokus masyarakat.

Waspada pengalih, konsentrasi masyarakat sedang di Wadas, semoga tidak ada yang diam-diam meloloskan aturan yang merevisi UU sehingga menjadi pembenar lahirnya si bayi ilegal, “


Semua protes dari masyarakat ini muncul berasal dari buntut dari video yang sempat viral di media sosial, mengenai pengepungan dan penangkapan sejumlah warga oleh aparat TNI dan Polri.

Perlu untuk diketahui bahwa Wadas adalah nama salah satu desa, di Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.

Konflik yang muncul karena adanya rencana pembangunan Bendungan Bener, di Kabupaten Purworejo. Bendungan tersebut akan difungsikan sebagai pemasok kebutuhan air ke Bandara Yogyakarta Internasional Airport (YIA).

Namun warga menolak pembangunan tersebut, karena akan berakibat kerusakan pada 28 titik sumber mata air warga desa. Tidak hanya itu, kerusakan mata air juga akan berakibat pada kerusakan lahan pertanian, yang membuat warga akan kehilangan mata pencahariannya.

Sumber: terkini
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita