GELORA.CO - Mantan Sekretaris Menteri BUMN, Muhammad Said Didu menanggapi pihak Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang menyinggung soal adanya ustaz Wahabi yang mengharamkan wayang.
Said Didu mengkritik bahwa kalimat pihak BNPT tersebut mengandung tuduhan kepada orang lain.
“Bahasa BNPT langsung menuduh orang,” kata Said Didu melalui akun Twitter pribadinya pada Jumat, 18 Februari 2022.
Bersama pernyataannya, Said Didu membagikan cuitan tautan berisi berita berjudul “BNPT: Ada Ustaz Wahabi Haramkan Wayang, Tapi Kan Sudah Minta Maaf”.
Dilansir dari berita CNN Indonesia tersebut, Badan BNPT menyebut kesenian wayang memiliki dalil (dasar) karena digunakan oleh para Walisongo sebagai media penyebaran Islam.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Deradikalisasi BNPT, Irfan Idris saat menanggapi pernyataan salah seorang penceramah yang menyebut wayang dilarang.
“Kalau orang-orang yang merasa diri paling benar tidak ada kata wayang dalam kitab suci, kita bisa menunjukkan ada dasarnya, ada dalilnya,” kata Irfan dalam Sharing Session BNPT di Jakarta Selatan, Jumat.
“Ada seorang ustaz wahabi yang mengharamkan wayang, tapi itu kan sudah minta maaf,” sambungnya.
Irfan mengatakan bahwa produk-produk kebudayaan sebenarnya juga disebutkan dalam Alquran.
Namun, menurutnya, kelompok yang mengharamkan wayang tidak mau membacanya.
Irfan menegaskan bahwa wayang merupakan alat yang digunakan untuk berdakwah sehingga Islam dapat diterima tanpa kekerasan.
Selain itu, menurutnya, wayang juga kearifan lokal yang bisa digunakan untuk meneguhkan nilai kebangsaan.
“Nilai-nilai dan paham Islam tanpa melalukan kekerasan tapi menggunakan media dan alat,” katanya.
Irfan tak menyebutkan nama spesifik, namun sebelumnya, potongan video ceramah Ustaz Khalid Basalamah soal wayang beredar luas di media sosial.
Menurut Khalid meskipun wayang merupakan peninggalan nenek moyang, bukan berarti tradisi itu harus dilakukan.
“Kalau memang itu peninggalan nenek moyang kita, mungkin kita bisa kenang dulu oh ini tradisinya orang dulu seperti ini. Tapi kan bukan berarti harus dilakukan sementara dalam Islam dilarang. Kita sudah Muslim, harusnya kita tinggalkan,” kata Khalid.
Setelah ramai menjadi sorotan, Khalid meminta maaf kepada semua pihak dan mengaku tidak pernah menyebut secara gamblang bahwa wayang haram.
“Saya Khalid Basalamah mengucapkan permohonan maaf sebesar-besarnya dari hati nurani kami kepada seluruh pihak yang tidak terkecuali yang merasa terganggu atau tersinggung, dengan jawaban kami tersebut,” kata Khalid di Youtube Khalid Basalamah Official.
Khalid mengaku hanya menyampaikan saran agar menjadikan Islam sebagai tradisi, bukan sebaliknya.
“Dan tidak ada kata-kata saya di situ mengharamkan,” katanya.
Khalid juga menyebut bahwa kalau ada tradisi yang sejalan dengan Islam, maka tidak ada masalah untuk dijalankan.
“Dan kalau bentrok sama Islam, ada baiknya ditinggalkan, ini sebuah saran,” ujarnya.
Khalid juga menjelaskan tentang potongan videonya mengenai pertanyaan soal taubatnya seorang dalang.
Menurutnya, pertanyaan itu sama dengan pertanyaan bagaimana taubatnya seorang pedagang, ataupun seorang guru, yang merupakan sebuah profesi.
“Maka saya sebagai seorang dai Muslim menjawab. Umumnya kaum muslimin kalau bertaubat dan setiap Muslim pasti akan merasa bahagia, senang, kalau diajak bertaubat,” kata Khalid.
“Dan jawabannya memang taubat nasuha, kembali kepada Allah dengan taubat yang benar,” lanjutnya.
Sumber: terkini