GELORA.CO -Setelah berhenti sekitar dua tahun, pemberangkatan umrah untuk jemaah umum mulai digelar lagi kemarin (8/1). Penerbangan perdana berisi 419 jemaah dari travel PT Samira Ali Wisata. Disusul rombongan dari PT Jannah Firdaus sebanyak 109 orang.
Dua travel yang kebagian pemberangkatan perdana itu bergabung dalam Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji (Himpuh). Sekjen Himpuh M. Firman Taufik menuturkan, secara umum rangkaian pemberangkatan umrah perdana berjalan lancar. ’’Umrah rasa haji,’’ katanya.
Sebab, sehari sebelum keberangkatan, jemaah menjalani karantina dahulu di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta. Setelah itu, kemarin pagi mereka dilepas secara resmi oleh Kementerian Agama (Kemenag). Acara tersebut juga dihadiri perwakilan dari Kedutaan Besar Arab Saudi untuk Indonesia. Kemudian, bersama-sama mereka naik bus menuju Bandara Soekarno-Hatta. Mirip seperti pemberangkatan haji.
Firman mengatakan, jemaah yang berangkat itu campuran. Ada yang benar-benar baru mendaftar umrah. Namun, lebih banyak yang sudah mendaftar lama, tetapi gagal berangkat akibat pandemi. Rentang biaya umrah yang ditetapkan untuk rombongan itu mulai Rp 28 juta. Paling mahal Rp 38 juta per orang. ’’Biaya ini sudah mencakup semuanya,’’ katanya. Termasuk biaya hotel untuk karantina di Saudi selama lima hari. Menurut Firman, biaya hotel tersebut sekitar Rp 6,8 juta per orang. Kemudian juga biaya hotel untuk karantina ketika nanti pulang dari perjalanan umrah.
Dia menegaskan, ada beberapa biaya tambahan akibat skema yang diberlakukan sekarang. Di antaranya, biaya akomodasi selama jemaah berada di Asrama Haji Pondok Gede sebesar Rp 950 ribu per orang. Biaya itu sudah termasuk tiga kali makan dan satu kali swab PCR untuk keperluan perjalanan udara menuju Saudi.
Biaya lainnya yang bertambah adalah pengurusan visa umrah. Sebelum pandemi, biaya visa umrah dipatok USD 175 per jemaah. Sekarang naik menjadi USD 202 per orang. Kenaikan tersebut, antara lain, untuk asuransi jika jemaah terkena Covid-19 ketika berada di Saudi.
Jika aturan karantina di Saudi dan Indonesia bisa diperpendek, tentu itu berpengaruh pada biaya umrah. Biaya umrah bisa semakin murah. Sedangkan untuk jemaah, dia berharap lebih siap mental. Mereka menjalankan ibadah umrah di tengah protokol yang ketat. Sebab, Indonesia maupun Saudi masih sama-sama dalam situasi pandemi Covid-19.
Salah seorang jemaah umrah yang berangkat kemarin adalah Silvi. Perempuan 42 tahun asal Batam itu mengutarakan rasa syukur bisa berangkat umrah. Dia mengaku mendaftar Maret 2021. Tetapi, saat itu pemberangkatan umrah masih dihentikan karena pandemi Covid-19. ’’Alhamdulillah, kami memang sudah diberi jadwal dari awal, tanggal sekian akan berangkat,’’ tuturnya. Jemaah dari Batam mendapatkan jadwal keberangkatan pada 8 Januari ini. Dia mengatakan, calon jemaah menyambut haru dan sukacita atas keberangkatan tersebut. Bahkan, sejumlah jemaah sampai menangis karena merindukan untuk bisa beribadah di Masjidilharam dan Masjid Nabawi.
Pelepasan umrah perdana kemarin dipimpin langsung oleh Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Hilman Latief. Kepada para jemaah dan travel umrah, dia berharap mereka menaati peraturan protokol kesehatan. ’’Jaga kepercayaan pemerintah Indonesia dan Arab Saudi,’’ katanya. Hilman berharap jemaah bisa menunjukkan disiplin dalam mematuhi protokol kesehatan. Kedisiplinan itu penting karena pandemi Covid-19 di Indonesia maupun Saudi belum berakhir.
Dia menambahkan, sampai saat ini Kemenag masih menuntaskan regulasi penyelenggaraan umrah pada masa pandemi. Termasuk integrasi sistem milik pemerintah Indonesia dengan Kerajaan Saudi. Dengan integrasi itu, diharapkan proses verifikasi sertifikat vaksinasi, tes kesehatan, karantina, dan skrining kesehatan bisa berjalan lebih mudah, cepat, serta akurat.(jawapos)