GELORA.CO - Sosok Ketua Partai Demokrat Lampung, Edy Irawan Arief, jadi faktor utama yang membuat mantan Wakil Walikota Bandar Lampung, Kherlani, bersedia meninggalkan Partai Golkar.
Seperti dijelaskan Kherlani, Edy Irawan memintanya secara langsung untuk membantu membesarkan partai berlambang bintang mercy itu. Permintaan itu kemudian disanggupinya.
“Kalau kepastiannya saya enggak faham. Tapi kalau diajak Pak Edy, iya. Dan saya mengiyakan. Beliau datang ke rumah, waktu itu kami ngobrol sampai malam,” ujar mantan Sekretaris DPRD Lampung ini, dikutip Kantor Berita RMOLLampung, Minggu (23/1).
"Saya lihat Golkar sudah mapan dan solid. Saya kira sudah enggak perlu bantuan saya. Buktinya ada di urutan atas terus. Jadi saya pikir tenaga saya menjadi kurang maksimal," sambungnya.
Di sisi lain, lanjutnya, Edy Irawan membutuhkan bantuannya untuk membesarkan Demokrat di bawah kepemimpinannya. Menurut Kherlani, di mana pun tak masalah, asalkan bisa membantu menyejahterakan masyarakat.
Lebih lanjut, Pjs Bupati Lampung Barat itu menambahkan, dirinya memang kader Partai Golkar sejak 1981-1998. Namun karena kebijakan saat reformasi, dia memilih melanjutkan karier sebagai PNS. Setelah pensiun, dia kembali ke Partai Golkar.
Saat memutuskan pindah ke Demokrat, Kherlani mengaku memang belum berkomunikasi dengan pengurus Golkar. Pasalnya kepindahannya belum resmi.
“Nanti kalau memang sudah positif saya menghadap Batin Ismet (Sekretaris DPD I Partai Golkar Lampung). Sebab di Golkar enggak perlu mundur. Saya dengan Pak Arinal juga tidak ada persoalan secara personal kok,” tutupnya.[rmol]