GELORA.CO -Ternyata lumpur Lapindo dibutuhkan semua negara, mengandung Litium dan Stronsium kadar tinggi sebagai material energi terbarukan.
Kandungan tersebut diungkapkan dari hasil penelitian Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tentang kandungan mineral lumpur Lapindo, Porong Sidoarjo
Dalam penelitian yang dimulai sejak 2020 lalu terungkap bahwa lumpur Lapindo mengandung Lithiumdan dan Stronsium yang menrupakan mineral Kritis (Critical Raw Material).
Awaluddin selaku Koordinator Mineral Pusat Sumber Daya Mineral Batu Bara dan Panas Bumi mengatakan bahwa kandungan mineral logam yang ada di lumpur Sidoarjo ini memiliki beberapa keistimewaan.
Salah satunya kandungan logam yang ada di lumpur Lapindo lebih padat dan lebih mudah diekstraksi.
Seperti yang dilansir oleh jatim.poskota.co.id bahwa kandungan Lithium yang ada di lumpur Lapindo Siduarjo memiliki kadar yang cukup tinggi yakni 99,26 - 280 ppm serta lebih mudah dari sisi teknologi ekstraksi.
Studi lanjutan terhadap kandungan logam lumpur Lapindo dilakukan oleh Badan Geologi bersama Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batu Bara (Puslitbang tekMira).
Berbeda dengan aktifitas tambang pada umumnya logam, penemuan logam di lumpur Lapindo ini dianggap lebih memudahkan karena lumpur menyeburkan logam-logam itu sendiri.
Menurut Awaluddin, kalau sumbernya disemburan oleh lumpur yang keluar secara terus, sehingga membuat kita tidak harus menambang tapi memanen.
"Artinya, langkah eksplorasi di Lumpur Lapindo jauh lebih mudah dibanding lokasi lain seperti Belitung," ujar Awaluddin.
Masih dengan Awaludin, penelitian mengenai kandungan logam lumpur Lapindo Sidoarjo masuk dalam tahapan uji ekstraksi, setelah itu pendetailan dan eksplorasi.
Diharapkan hasil uji ekstraksi itu bisa dilihat pada pertengahan tahun 2022 nanti.
Kalau hasil dari evaluasi bagus, kita lanjutkan pendetailan dan eksplorasi untuk mendapatkan sumber daya.
Temuan awal ini masih akan menunggu arahan dari pemerintah.
Tetapi bagi ESDM sendiri temuan kandungan mineral di lumpur Lapindo ini penting, karena dua material ini menjadi bahan baku energi terbarukan yang dibutuhkan semua negara.
"Maka, harta karun yang ditemukan di Sidoarjo ini harus bisa dimanfaatkan untuk kepentingan nasional," jelasnya.
Lithium sendiri merupakan salah satu bahan baku penting dalam pembuatan baterai listrik.
Ini selaras dengan perkembangan teknologi mobil listrik yang sedang dikembangkan oleh banyak negara.
Sedangkan Stronsium merupakan bahan baku yang digunakan dalam industri teknologi.
Apalagi, ia menyebut kandungan Litium dan Stronsium di lumpur Sidoarjo memiliki kadar tinggi.
"Lithium dan Stronsium lebih kita sebut mineral kritis. Terkait isu global di mana bahan baku teknologi tinggi dan mineral untuk energi, temuan ini sangat terkait dengan itu. Stronsium jadi inovasi berteknologi tinggi," paparnya.
Selain Puslitbang tekMira, Badan Geologi juga akan melibatkan sejumlah institusi penelitian lain, baik dari dalam dan luar negeri.
Di samping nilai ekonomi, Badan Geologi Kementerian ESDM kata Awaludin, juga masih berfokus pada penanganan dan pengelolaan semburan lumpur di Sidoarjo untuk meminimalisir risiko keberadaannya.(poskota)