GELORA.CO - Tsunami yang terjadi Tonga rupanya berimbas ke negara lain. Di Jepang salah satunya. Tsunami mencapai Jepang pada Sabtu (15/1/2022) malam sampai Minggu (16/1/2022) dini hari waktu setempat.
Badan Meteorologi Jepang mengatakan, tsunami setinggi 1,2 meter mencapai pulau selatan terpencil Jepang, Amami Oshima, pada Sabtu malam waktu setempat.
Setelah itu, tsunami yang lebih kecil mencapai daerah lain di sepanjang pantai Pasifik Jepang.
AFP melaporkan bahwa pantai timur Hokkaido serta wilayah barat daya Kochi dan Wakayama juga dilanda tsunami setinggi 0,9 meter.
Pemerintah Jepang mengeluarkan peringatan tsunami dan penyiar NHK berseru kepada penduduk untuk mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.
Tsunami Tonga
Adapun sebelumnya, letusan gunung berapi bawah laut raksasa di Pasifik telah memicu gelombang tsunami di Tonga.
Awalnya, muncul peringatan tsunami di beberapa negara akibat letusan gunung berapi Hunga Tonga-Hunga Ha’apai, termasuk Tonga dan Selandia Baru pada Sabtu (15/1/2022).
Di Tonga, gelombang tsunami menyapu wilayah pesisir dan menerjang beberapa rumah sebagaimana dilansir BBC.
Ibu kota Tonga, Nuku’alofa terletak hanya 65 kilometer di sebelah utara gunung berapi tersebut.
Letusan gunung berapi Hunga Tonga-Hunga Ha’apai terdengar hingga Pasifik Selatan, Selandia Baru, dan Australia.
Seorang warga Tonga, Mere Taufa, mengatakan bahwa letusan terjadi saat keluarganya sedang mempersiapkan makan malam. Adiknya mengira ada bom meledak di dekatnya.
"Naluri pertama saya adalah berlindung di bawah meja, saya meraih adik perempuan saya, dan berteriak pada orang tua saya dan orang lain di rumah untuk melakukan hal yang sama," kata dia dikutip Stuff.co.nz.
Setelah letusan terdengar, Taufa mengatakan, kemudian air mengalir deras ke rumah mereka.
“Anda hanya bisa mendengar teriakan di mana-mana, orang-orang berteriak untuk keselamatan, agar semua orang bisa naik ke tempat yang lebih tinggi,” tambah Taufa.
Letusan Terdengar hingga Selandia Baru dan Australia
Suara letusan gunung api Hunga Tonga Hunga Ha’apai yang terletak dekat Tonga, terdengar hingga Pasifik Selatan, bahkan dilaporkan hingga Selandia Baru dan Australia.
Erupsi gunung api yang memicu gelombang tsunami itu disebut-sebut merupakan salah satu erupsi paling besar di Tonga selama 30 tahun belakangan.
Hal itu diungkapkan oleh Prof Shane Cronin, ahli vulkanologi di Universitas Auckland.
“Ini peristiwa besar, salah satu letusan paling signifikan, setidaknya dalam dekade terakhir,” katanya, dikutip dari BBC, Sabtu (15/1/2022).
“Hal yang paling luar biasa dari erupsi itu adalah betapa cepat dan keras penyebaran erupsinya. (Erupsi) yang ini lebih besar, penyebaran lateralnya jauh lebih luas, lebih banyak abu yang dihasilkan. Saya perkirakan, abu yang menyebar di Tonga sudah setebal sekian sentimeter,” imbuhnya.
Juru bicara pemerintah Australia menyatakan, perdana menteri dan menteri luar negeri tengah memonitor situasi itu dan siap menyediakan bantuan jika diminta.
Peringatan tsunami juga telah dikeluarkan di sebagian pesisir timur Australia dan Tasmania.
Pihak berwenang di negara bagian New South Wales yang terletak di timur benua kangguru itu mengeluarkan perintah agar orang-orang segera bergerak menjauh dari bibir pantai sesegera mungkin.
Di Selandia Baru, yang terletak lebih dari 2.300 km dari Tonga, Badan Manajemen Darurat Nasional menyatakan, area pesisir utara dan timur North Island mendeteksi adanya arus kuat yang tak biasa dan gelombang tak terduga di pantai.
Weather Watch, ramalan cuaca setempat, mencuitkan dampak erupsi itu di Twitter.
“Energi yang dilepaskan sungguh sangat mencengangkan,” cuitnya seraya mengimbuhkan, “(Kami menerima) laporan dari orang-orang yang mendengar suara ledakan maha dahsyat di seluruh Selandia Baru.”
Erupsi awal selama 8 menit itu begitu kerasnya hingga terdengar seperti suara gemuruh guntur di ibu kota Fiji, Suva, yang terletak lebih dari 800 kilometer.
Pemerintah Fiji sendiri juga telah mengeluarkan peringatan tsunami dan membuka pusat-pusat evakuasi bagi warga yang tinggal di area pesisir dataran rendah.
Vanuatu, negara pulau lain di Samudera Pasifik, juga mengeluarkan peringatan serupa. [kompas]