GELORA.CO - Lembaga Biologi Molekuler Eijkman resmi dilebur dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Anggota Komisi VII DPR RI Sartono Hutomo mengatakan, masih ada kesan peleburan ini dilakukan untuk menyingkirkan para peneliti dan ilmuwan Eijkman.
"Kesan menyingkirkan para peneliti dan ilmuwan yang kompeten ini harus dijawab dengan baik oleh pihak BRIN," kata Sartono kepada wartawan, Senin (3/1/2022).
Dia menjelaskan, terdapat dua problem utama dalam peleburan dua lembaga. Persoalan yang dia maksud adalah sumber daya manusia (SDM), dan quality control para pegawai yang bergabung dengan lembaga baru.
Sartono mengatakan, masyarakat Indonesia masih memiliki memori hangat ihwal kondisi serupa yang terjadi pada para pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Saat itu, sebanyak 57 pegawai dipecat dari KPK karena dinyatakan tidak memenuhi tes wawasan kebangsaan (TWK). Namun syarat TWK dinilai banyak pihak bermasalah karena dianggap melanggar HAM dan terjadi maladministrasi dalam penyelenggaraannya.
"Hal tersebut tentu tidak akan jadi polemik berkepanjangan seandainya kualitas dan quality controlnya bisa dipertanggungjawabkan. Terlebih lagi, struktur organisasi dari BRIN ini sejak awal tidak bisa dipisahkan dari partai politik tertentu," kata Sartono menjelaskan.
Politikus Partai Demokrat ini menekankan, peleburan Lembaga Eijkman ke BRIN tidak boleh mendegradasi independensi dan kepakaran para peneliti. Sebab, para peneliti Eijkman telah banyak menorehkan prestasi di dunia internasional.
"Peleburan ini tidak boleh mendegradasi independensi dan kepakaran para peneliti di LBM Eijkman. LBM Eijkman ini punya gengsi tersendiri di dunia internasional. Jangan sampai proses peleburan ini justru menghadirkan kemunduran," ucapnya.
Sebelum bergabung dengan BRIN, Eijkman berada di bawah naungan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Selain Eijkman, terdapat empat entitas lembaga penelitian lainnya yang tahun ini berintegrasi dengan BRIN yakni BATAN, LAPAN, LIPI, dan BPPT. [indoz]