Profil Sehan Salim, Mantan Bupati Boltim yang Hidungnya Digigit Bos Tambang, Pernah Viral 2 Kali

Profil Sehan Salim, Mantan Bupati Boltim yang Hidungnya Digigit Bos Tambang, Pernah Viral 2 Kali

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Berikut ini profil Sehan Salim Landjar, mantan Bupati Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Sulawesi Utara, yang menjadi korban penganiayaan bos tambang.

Insiden penganiayaan yang menyebabkan hidung Sehan terluka ini terjadi di Kotamobagu, Kamis (30/12/2021).

Penganiayaan itu dilatarbelakangi kekesalan pelaku pada Sehan yang tak kunjung membayar utang senilai Rp2 miliar.

Dikutip dari TribunManado, pelaku saat ini sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh Polres Kotamobagu.

Sementara itu, Sehan akan melaporkan pelaku pada Jumat (31/12/2021).

Selain melaporkan pelaku, Sehan juga berencana melakukan operasi hidung di RS Siloam Manado.

"Tujuan ke Manado untuk melaporkan kasus dugaan penganiayaan ke Polda, juga untuk melakukan operasi hidung di RS Siloam," ungkap istri Sehan, Nursiwin Dunggio, saat ditemui TribunManado, Jumat.

"Jadi tinggal dilihat apakah ke Polda dulu atau ke Rumah Sakit begitupun sebaliknya," tambahnya.

Profil Sehan Salim Landjar

Dikutip dari Wikipedia, Sehan Salim Landjar lahir pada 17 Desember 1963.

Ia pernah menjabat sebagai Bupati Boltim sebanyak dua periode.

Mengutip TribunManado, periode pertama, yakni 2010-2015, Sehan memimpin Boltim bersama Meydi Lensun sebagai Wakil Bupati.

Lantas, Sehan kembali mencalonkan diri sebagai bupati untuk periode 2016-2021 bersama Rusdi Gumalangit.

Saat Pilkada 2015, hampir semua partai politik mengusung Sehan dan Rusdi.

Hasilnya, Sehan berhasil menjadi orang nomor satu di Boltim.

Sebelum menjadi bupati, ia pernah menjabat sebagai anggota DPRD Kabupaten Gorontalo periode 2004-2009.

Tak hanya Sehan sendiri, istri dan anak-anaknya juga aktif di dunia politik.

Pada September 2019, istri Sehan, Nursiwin Dunggio, dilantik menjadi anggota DPRD Provinsi Sulawesi Utara fraksi PAN periode 2019-2024, dilansir TribunManado.

Sementara itu, putra pertama Sehan dan Nursiwin, Fuad Landjar, kini menjabat sebagai Ketua DPRD Boltim.

Anak kedua Sehan, Amelia Landjar, tengah menghadapi pencalonan Bupati Boltim.

Sebelumnya, Amelia pernah mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI.

Lalu, anak ketiga yang bernama Firhan S Landjar, juga sempat menjadi caleg di DPRD Gorontalo.

Pernah Viral dan Jadi Sorotan

Tangkapan layar video Bupati Boltim saat sosialisasi cegah Covid-19. (Dok. Akun Twitter @husainabdullah1 via Kompas.com)

Nama Sehan Salim Landjar sempat menjadi sorotan karena menyebut menteri Presiden Joko Widodo (Jokowi) bodoh pada Mei 2020 lalu.

Mengutip TribunManado, kemarahannya itu dipicu tangisan warga yang mendatangi rumahnya karena butuh beras untuk makan sahur.

Baca juga:  Teten Bantah Tudingan Bupati Boltim, Penyaluran Banpres Tidak Libatkan Pemda

Baca juga:  Sengketa Pilbup Boltim: Selisih Suara Jauh, Pemohon Dalilkan Kecurangan Terstruktur, Sistematis 

Saat mengonfirmasi ke aparat desa, Sehan terkejut mendengar si warga tak bisa mendapatkan beras lantaran sudah menerima Bantuan Langsung Tunai (BLT).

Tak hanya itu, ada warga lain yang mengeluh padanya tak mendapat bantuan.

Sehan pun merasa gusar ketika mengetahui penyebabnya adalah karena aturan dari menteri.

Ia pun mengakui ucapannya yang menyebut menteri bodoh terjadi spontan karena merasa kecewa.

"Jadi itu sangat spontan. Karena itu kejadian kedua. Satu hari sebelum Ramadhan, rakyat saya menangis di rumah saya."

"Mereka butuh beras untuk makan malam itu sahur, ketika saya tanya ke aparat desa kenapa mereka tidak dapat? Itu yang udah dapat BLT enggak boleh dapat. Waduh," terangnya kepada Karni Ilyas saat acara Indonesia Lawyers Club, Rabu (13/5/2020).

"Nah yang kejadian hari kedua Ramadhan, itu ada anggota DPR yang mengawasi, saya tanya 'kenapa itu enggak bisa dapat (bantuan)?'. (Jawabannya) Memang aturannya."

"Di situlah, saking semangat, saya akhirnya bilang 'ini aturan bodoh, yang bikinnya'. Karena yang tahu itu saya," urainya.

Sebelumnya, ia juga viral karena mengampanyekan Covid-19 menggunakan alat peraga peti mati pada April 2020.

Dikutip dari Kompas.com, alasan Sehan menggunakan peti mati agar warga lebih paham bahwa Covid-19 tak bisa dianggap sembarangan.

"Sengaja saya bawa peti mati, sebagai isyarat bahwa Covid-19 jenis virus lemah tapi kejam."

"Karena waktunya hanya 14 hari dia lemah, tapi cukup agresif," ujarnya kala itu.[tribunnews]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita