GELORA.CO -Nama Edy Mulyadi tengah menjadi sorotan karena ucapannya yang menghina Kalimantan Timur viral.
Pria yang kini aktif membuat konten Youtube ini menyebut lokasi ibu kota negara baru itu dengan sebutan tempat jin buang anak.
"Bisa memahami gak, ini ada tempat elit punya sendiri yang harganya mahal punya gedung sendirian lalu dijual pindah ke tempat jin buang anak," ujar Edy.
Gara-gara ujarannya itu, Edy Mulyadi dituduh telah menghina Kalimantan Timur. Sejumlah massa dari kalangan mahasiswa dan lembaga swadaya masyarakat pun mengutuk ucapan Edy tersebut. Mereka bahkan melaporkan Edy ke polisi.
Lantas, siapa Edy Mulyadi si penghina Kalimantan Timur itu? Dilansir Poskota, dari berbagai sumber, berikut profil Edy Mulyadi.
Badai Angin Melanda Bogor, Mengakibatkan Pohon Tumbang dan Atap Rumah Warga Berterbangan
Edy Mulyadi merupakan mantan kader Partai Keadilan Sejatera (PKS). Dia pernah mendaftarkan diri sebagai caleg lewat partai Islam tersebut namun berujung kegagalan.
Tak kalah menarik, Edy Mulyadi juga seorang wartawan senior pada Forum News Network (FNN). Media yang kini diasuh oleh Hersubeno Arif, di mana media ini sering membuat podcast bersama pengamat politik Rocky Gerung.
Melalui video-videonya di kanal YouTube Bang Edy Channel, dia seringkali mengkritik pemerintah. Terbaru adalah mengenai perpindahan ibu kota ke Kalimantan Timur.
Secara blak-blakan pria yang suka mengenakan udeng Sunda ini menyebut Kalimantan Timur sebagai tempat jin buang anak.
"Bisa memahami enggak, ini ada sebuah tempat elite punya sendiri yang harganya mahal," kata Edy.
Tak berhenti di situ, dia juga menyebut pasar yang akan dibangun di Kalimantan Timur sebagai pasarnya pasukan setan, yakni kuntilanak dan genderuwo.
"Pasarnya siapa? Kalau pasarnya kuntilanak, genderuwo ngapain ngebangun di sana," ujar Edy.
Demi menguatkan argumennya, Edy Mulyadi bertanya kepada rekannya apakah bersedia tinggal di Kalimantan Timur.
"Mana mau tinggal di Gunungsari pindah ke Kalimantan Panajam sana untuk beli rumah di sana," katanya.
Akibat ujaran-ujaran yang terlontar dari mulut Edy Mulyadi, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Mulawarman Pihak BEM, Ikzan Nopardi, mendesak Edy Mulyadi agar segera meminta maaf secara terbuka kepada masyarakat Kalimantan Timur.
Ikzan meminta polisi untuk melakukan langkah tegas dalam merespons masalah dugaan pencemaran nama yang berujung kepada intoleransi.
Dia juga meminta masyarakat di Kalimantan Timur tak terprovokasi atas ucapan Edy Mulyadi.
"Pernyataan yang disampaikan oleh Edy Mulyadi menjadi problematika bicara tentang ke-bhinneka-an yang ada di Indonesia," kata Presiden BEM Universitas Mulawarman, kemarin dalam sebuah acara televisi.(poskota)