GELORA.CO - Staf ahli Menkominfo Prof Henry Subiakto memiliki pendapat sendiri soal kasus 'Allahmu lemah' seperti yang disampaikan pegiat media sosial Ferdinand Hutahaean.
Adapun Prof Henry Subiakto angkat bicara usai ucapan Allahmu lemah dari jari Ferdinand Hutahaean ramai disorot, bahkan hingga diseret ke kasus hukum.
Bagi Prof Henry Subiakto, tidak ada kaitannya antara ucapan Ferdinand Hutahaean yang bikin heboh dengan keonaran. Sebab keonaran sejatinya muncul dari berita bohong. Sementara apa yang disampaikan Ferdinand, lebih pada pendapatnya secara pribadi.
Hal itu disampaikan Henry dalam forum Dua Sisi, yang tayang di tvOne, dan disebarkan dalam saluran Youtube berjudul 'DEBAT PANAS Soal Allah Lemah, Prof. Henry: yang Penting Ferdinand Tidak Memusuhi, Tidak Mengajak' dikutip Hops.id, Jumat 7 Januari 2022.
"Kalau keonaran itu keonaran fisik ya, itu sebenarnya kalau terkait dengan keonaran itu hubungannya dengan berita bohong. Jadi kabar bohong yang menciptakan keonaran. Soal Allah lemah itu bukan fakta. Itu adalah pendapat," kata Prof Henry.
Menurut dia, anggapan Allah lemah karena ada diksi dibela. Sehingga membuat gambaran seolah-olah Allah lemah.
"Allah lemah karena dibela, seakan-akan lemah. Ini pendapat, orang boleh berpendapat. Dia membantu karena yang dibantu berarti lemah, padahal kan tidak. Orang bisa saja berpendapat."
Prof Henry Subiakto tetap meyakini bahwa Ferdinand Hutahaean tidak bersalah. Sebab, baginya, agama itu keyakinan. Dan ricuhnya prahara pernyataan Ferdinand, karena ditarik-tarik ke perasaan dan persepsi.
Jadi, dia pun tak mempermasalahkan Ferdinand yang dianggap punya beda anggapan, karena dianggap bagian dari kebebasan berpendapat. "Yang penting dia tidak memusuhi, tidak mengajak. Kalau mengajak, itu dalam hal tadi, UU ITE Pasal 28 ayat 2, memunculkan kebencian dan permusuhan," katanya.
"Itu karena persepsi masing-masing, hukum tak boleh dasarnya perasaan kita. Perasaan dia, jangan berdasarkan perasaan," katanya. [hops]