Politisi jadi Pengurus PBNU, Gus Yahya Disebut Main Dua Kaki: Lihat Nanti 2024

Politisi jadi Pengurus PBNU, Gus Yahya Disebut Main Dua Kaki: Lihat Nanti 2024

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Ketua Umum PBNU Yahya Staquf atau akrab disapa Gus Yahya menjadi sorotan usai menunjuk sejumlah politisi dan pejabat sebagai pengurus PBNU periode 2022-2027.

Mulai dari politikus Golkar Nusron Wahid, kader PDIP Mardani Maming hingga Wapres Ma’ruf Amin menjabat posisi strategis di PBNU. Padahal sebelum terpilih, Gus Yahya menyatakan akan menjaga jarak dari politik praktis.

Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menilai penunjukan para politikus sebagai pengurus tersebut adalah bagian dari strategi Gus Yahya untuk menunjukkan kekuasaan NU.

“Bisa saja Yahya ingin membangun gagasan, NU tidak ke mana-mana, tapi ada di mana-mana. Dengan adanya pengurus NU di PDIP atau sebaliknya, artinya NU ada di mana-mana,” kata Ujang saat dihubungi, Kamis (13/1).

“Kelihatannya akan gunakan strategi dua kaki. Secara kelembagaan atau institusi PBNU tidak akan main politik praktis. Tapi kader-kadernya secara individu-individu diberi keleluasaan untuk main di politik praktis,” imbuh dia.

Menurut Ujang, NU tak akan sepenuhnya jauh dari politik. Sebab, kekuasaan sudah pasti memiliki dampak penting terhadap kiprah NU.

Oleh sebab itu Ujang mengajak masyarakat melihat apa niat Gus Yahya ke depan, usai memilih para kader politisi sebagai pengurus PBNU.

“Namanya politik perlu strategi. Karena jika PBNU jauh dari politik juga akan rugi. Rugi akan ketinggalan gerbong kekuasaan. Sedang kekuasaan itu enak,” ucap dia.

“Tadi mungkin skemanya. PBNU secara institusi tak main, tapi secara individu-individu akan main politik praktis. Kita lihat saja nanti, apa yang akan terjadi pada PBNU di 2024,” tambah dia.

Di sisi lain, Ujang melihat penunjukan pengurus ini adalah cara Gus Yahya mengakomodir timsesnya saat menjadi calon Ketum. Nusron Wahid, misalnya, merupakan pendukung Gus Yahya di Muktamar ke-34 PBNU pada Desember 2021.

“Mungkin saja mereka politisi-politisi di beberapa partai tersebut punya andil atau jasa atas kemenangan atau terpilihnya Yahya. Jika sudah memenangkan dan jika sudah berjasa, ya perlu diakomodir,” tandas dia.

Gus Yahya mengumumkan kepengurusan PBNU periode 2022-2027 di Jakarta, Rabu (12/1). Pengurus ini didominasi berbagai kalangan. Selain kiai sepuh, tokoh NU, ada juga kalangan politikus hingga pengusaha.

Gus Yahya mengumumkan Saifullah Yusuf alias Gus Ipul yang juga merupakan Wali Kota Pasuruan menjadi Sekjen. Sementara itu, Ketum HIPMI yang juga politikus PDIP Mardani Maming menjadi bendahara. Politikus Golkar Nusron Wahid diplot menjadi Waketum.

Sejumlah tokoh perempuan seperti Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan putri almarhum Gus Dur, Alissa Wahid, juga menjadi pengurus PBNU. Khofifah dan Alissa menjadi Ketua PBNU.

Tokoh senior NU seperti KH Ma'ruf Amin, KH Mustofa Bisri alias Gus Mus, serta eks kompetitor Gus Yahya di muktamar, KH Said Aqil Siraj juga menjadi pengurus. Ada pula nama Habin Lithfi bin Yahya. (kumparan)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita