GELORA.CO - Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha akan mengunjungi Arab Saudi hari ini, Selasa (25/1). Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengungkap, ini adalah pertemuan tingkat tinggi pertama antara kedua negara tersebut sejak pertikaian diplomatik akibat skandal pencurian perhiasan tiga dekade lalu.
Kunjungan ini bertujuan untuk mengkoordinasikan masalah-masalah diplomatik terbaru. Meski, kementerian tidak menerangkan lebih rinci apa isu yang dimaksud.
“Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha akan memulai kunjungan dua hari ke Arab Saudi pada Selasa atas undangan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman,” kata Kementerian Luar Negeri Arab Saudi dalam pernyataannya pada Minggu (23/1), dikutip dari Reuters.
"Kunjungan itu dilakukan dalam rangka konsultasi yang membawa pandangan lebih dekat tentang isu-isu yang menjadi kepentingan bersama," tambah kementerian.
Arab Saudi menurunkan hubungan diplomatiknya dengan Bangkok setelah skandal pencurian perhiasan berkisar Rp 287 miliar oleh seorang petugas kebersihan Thailand. Ini terjadi di istana putra tertua Raja Fahd, Pangeran Faisal bin Fahd, pada 1989.
Insiden tersebut kemudian dikenal sebagai ‘Skandal Berlian Biru’. Sejumlah besar permata, termasuk berlian biru langka, belum ditemukan sejak saat itu.
Pencurian permata ini menjadi salah satu misteri terbesar yang belum terpecahkan di Thailand. Belum lagi, skandal tersebut diikuti oleh peristiwa berdarah yang melibatkan beberapa jenderal polisi Thailand.
Adapun setahun setelah pencurian, tiga diplomat Saudi di Thailand tewas dalam tiga pembunuhan terpisah dalam satu malam. Sebulan kemudian, pengusaha Saudi Mohammad al-Ruwaili yang menyaksikan salah satu penembakan dari tiga pembunuhan tersebut menghilang.
Kemudian pada 2014, pengadilan pidana Thailand membebaskan kasus terhadap lima pria, termasuk seorang perwira polisi senior, yang didakwa membunuh Ruwaili karena batu mulia.
Thailand sangat ingin menormalkan hubungan dengan Arab Saudi. Sebab perseteruan yang ada merugikan Thailand miliaran dolar dari segi pendapatan perdagangan, pariwisata dua arah dan hilangnya pekerjaan bagi puluhan ribu pekerja migran Thailand. (kumparan)