Ormas Hindu Polisikan Pria Penendang Sesajen, Netizen: Lah yang Bikin Sesajen Orang Muslim Kok

Ormas Hindu Polisikan Pria Penendang Sesajen, Netizen: Lah yang Bikin Sesajen Orang Muslim Kok

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - DPD Prajaniti Hindu Indonesia Jawa Timur melaporkan pria yang menendang dan membuang sesajen di lokasi bencana Gunung Semeru ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Jatim.

"Perlu dicari motivasinya apa orang tersebut. Selain membuang itu, kita khawatir ada motivasi adu domba antar-umat beragama," ujar Wakil Ketua Bidang Hukum dan Politik DPD Prajaniti Hindu Indonesia Jatim I Ketut Swardana kepada wartawan usai melaporkan kasus tersebut dikutip Antara, Senin, 10 Januari.

Pihaknya berharap aparat mencari pria pelaku penendangan sesajen itu dan dilakukan pengusutan tuntas.

"Ini kenapa kita menginginkan harus dicari tuntas motivasinya karena umat beragama di Jatim sangat harmonis, tidak ada gesekan sama sekali," ucap dia.

Ketut menegaskan tindakan pria membuang sesajen itu sangat menodai dan menyakiti umat Hindu dan budayawan setempat.

Dia berharap aparat kepolisian serius menangani kasus ini karena dikhawatirkan kejadian seperti ini akan berdampak secara nasional.

Umat Hindu di Indonesia, kata dia, juga diimbau tidak menyikapi kejadian itu secara berlebihan dan pihaknya menjamin Prajaniti Jatim yang akan bergerak untuk mencari keadilan.

"Sampai hari ini, umat Hindu dan budayawan Nusantara itu sudah merasakan kesedihan tetapi sudah bisa menahan diri," katanya.

"Harapan kami, bapak kapolda beserta jajarannya bisa menemukan oknum tersebut dan mencari apa motivasinya, itu yang paling penting. Kalau perilakunya itu tidak terlalu berat, tapi motivasinya mengadu domba umat beragama itu yang paling penting," imbuhnya.

Sesajen Milik Warga Penganut Islam

Ketua Komisi Fatwa MUI Jatim KH Makruf Khozin mengatakan sesajen di Dusun Sumbersari, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang dipasang oleh warga muslim yang ada di sekitar Dusun Sumbersari.

"Sesajen di Semeru, kebetulan teman saya yang di sana Tuan Abdul Hanan mengatakan ke saya bahwa sajen (sesajen) yang dipasang itu suatu ritual, di mana setelah 40 hari meletusnya Gunung Semeru, pada ba'da Maghrib warga muslim di sana membaca doa tolak bala, Yasin, dan lainnya. Sesuai petunjuk salah satu kiai, pagi harinya warga muslim di sana meletakkan semacam sesajen," kata Makruf kepada detikcom, Senin (10/1/2022).

Makruf menjelaskan sesajen yang diletakkan di Dusun Sumbersari diniatkan karena Allah SWT. Jika niatnya untuk jin atau dewa di gunung, maka memang musyrik.

"Namun tetap saya tekankan lebih baik makanan itu disedekahkan, dimakan bersama. Tapi kawan saya bilang bahwa makanan itu sengaja dibiarkan supaya dimakan oleh burung atau hewan apapun yang ada di sekitar Semeru. Kalau seperti itu jutsru tidak apa-apa," katanya.

"Apalagi makanan itu (sajen) diniatkan karena Allah SWT agar Gunung Semeru tidak erupsi lagi. Jadi bukan untuk jin atau dewa," lanjut Makruf.

Makruf menceritakan bahwa pada zaman pra islam, banyak peninggalan Kejawen yang diadopsi umat Islam di Jawa.

"Jadi kalau para kiai, pesantren habib tidak sajen ya, tapi bersedekah ke fakir miskin dan diniatkan dijauhkan dari musibah, itu cara islami. Di Jawa ini kan ada peninggalan pra Islam, atau banyak yang menyebut Kejawen," ungkap Makruf.

"Adat Kejawen ini ada Islamisasi, niatnya ditata untuk Allah SWT, sajen gak papa, asal bukan untuk jin, dewa. Para kiai meluruskan niatnya untuk Allah SWT, agar gunung itu tidak ngamuk. Malamnya mereka yasinan kok, dan doa bareng, lalu paginya naruhlah makanan atau sajen itu, dan mereka diniatkan untuk Allah SWT, bahkan terkadang makanan itu juga ditaruh untuk dimakan hewan di sana," lanjut Makruf.

"Jadi memang intinya Islam yang datang ke tanah Jawa ini memang datang tidak mengubah tradisi, tapi memperbaiki niat dalam tradisi. Akhirnya Islam diterima di sini, sebelumnya Hindu-Budha kan di Jawa," tandas Makruf.

Komentar Warganet

Menanggapi pelaporan pria penendang sesajen oleh ormas Hindu, muncul berbagai komentar dari warganet:



BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita