Menteri BUMN Temui Gus Yahya Bahas Pembangunan Gedung PBNU

Menteri BUMN Temui Gus Yahya Bahas Pembangunan Gedung PBNU

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Dalam rangka membahas pembangunan ruang tambahan gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Menteri BUMN Erick Thohir menemuia Ketua umum terpilih Yahya Cholil Staquf, Kamis (6/1).

Rencananya rencana pembangunan ruang tambahan Gedung PBNU di Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat.

Gus Yahya mengatakan, pertemuannya dengan Erick Thohir sebagai tindak lanjut dari upaya kerja sama yang telah dilakukan di masa kepemimpinan Said Aqil Siroj.

Dalam pertemuan itu, Gus Yahya sempat berkelakar bahwa dirinya akan meminta pada Erick Thohir yang anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) untuk menindaklanjuti pembangunan itu.

Kata Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah itu, pembangunan ruangan tambahan itu akan direalisasikan secepatnya.

“Kita akan meminta atau menugaskan Pak Erick Thohir sebagai kader Banser untuk menindaklanjuti pembangunan ruang tambahan untuk PBNU ini,” ujar Gus Yahya seperti diberitakan nu.or.id, Kamis (6/1).

Sementara itu, Erick menyatakan bahwa pembangunan ruang tambahan Gedung PBNU itu menjadi salah satu upaya Kementerian BUMN dalam program peningkatan kualitas fasilitas perkantoran.

Erick mengaku, dirinya telah sering menjalin kerja sama bersama PBNU, sejak kepemimpinan Kiai Said Aqil Siroj, sehingga pembangunan gedung ini bukanlah menjadi hal pertama yang dilakukan.

“Kami dari Kementerian BUMN sendiri memang sudah sering bekerja sama dengan NU, baik peningkatan kualitas fasilitas seperti perkantoran atau universitas dan lain-lainnya,” kata Erick Thohir.

Ia juga tengah merancang program ke depan untuk menyasar ke pesantren-pesantren yang menjadi bagian dari NU. Erick menginginkan agar pesantren bisa menjadi mercusuar peradaban dan pembangunan di Indonesia.

“Juga Muslimpreneur ini yang menjadi bagian penting juga. Dan ini nanti ke depan kita akan duduk bersama kembali,” ungkap pria kelahiran Jakarta, 30 Mei 1970 itu mengakhiri pertemuan. [rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita