GELORA.CO - Tenaga kerja China yang dikirim ke negara lain merupakan tentara terlatih dari Bangsa Han. Keberadaan mereka tidak kembali ke China tetapi menguasai negara yang ada tenaga kerja asal negara Tirai Bambu.
Begitu dikatakan mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (Bais) Letjen (Purn) Yayat Sudrajat yang pernah menjadi atase pertahanan Indonesia di China pada periode 2006-2009.
“Saya sangat tahu bagaimana cara dan ambisi China dalam menguasai sebuah negara seperti Xinjiang, Mongolia, dan Tibet," kata Yayat Sudrajat dalam keterangannya, Selasa (11/1).
Modus yang dipakai China, kata Yayat, adalah memberikan bantuan pembangunan infratruktur yang menjadi satu paket dengan pengiriman tenaga kerja.
"Awalnya seolah beri bantuan, bangun infrastruktur dengan skema turn-key project. Ternyata yang dikirim tenaga kerjanya adalah tentara terlatih dari bangsa Han yang mayoritas dan tidak balik kembali," terangnya.
"Lalu setelah cukup waktu dan kuat, baru negara tersebut direbut dan dikuasai,” sambungnya.
Saat ini, lanjutnya, cara China sedang terjadi di Indonesia. Di mana, pembangunan infrastruktur banyak bekerjasama dengan China sekaligus memakai tenaga kerja negara tersebut.
“Cara tersebut sangat mirip dengan apa yang terjadi di Indonesia saat ini,” katanya.
Mirisnya lagi, kata Yayat, ketika ada pihak yang mengingatkan tentang bahaya laten tenaga kerja China seperti yang dikatakan aktivis Anton Permana, justru membuat dia harus dibui.
“Makanya saya heran, kok saat ini tak ada lagi kewaspadaan nasional bangsa kita. Ketika ada yang peduli dan sampaikan, ehh malah ditangkap dan dipenjarakan,” tandasnya. (rmol)