GELORA.CO -Politik gimik masih mendominasi para politisi dan partai politik dalam meraup perhatian publik. Tak terkecuali bagi pada kandidat yang digadang-gadang bakal maju pada Pilpres 2024.
Sadar akan hal itu, Perkumpulan Indonesia Muda (PIM) mendorong para politisi dan partai politik untuk menghentikan politik gimik dan lebih mengedepankan visi misi.
“Political gimmicks ini merefleksikan bahwa para politisi dan partai politik memang miskin visi-misi, tak memiliki konsep yang jelas dan solid tentang mau dibawa ke mana Indonesia,” kata Ketua PIM, Yhodhisman Soratha dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (1/1).
Beberapa gimik yang kerap dimunculkan yakni aksi marah-marah kepada anak buah, kunjungan ke tempat musibah dengan publikasi yang masif, hingga makan di pinggir jalan.
“Tentu saja kepedulian seperti marah atau bersilaturahmi ke rakyat itu perlu., tapi tidak cukup. Kalau hanya itu, siapa pun bisa. Seorang pejabat publik seharusnya menyajikan solusi yang bersifat sistemik dan komprehensif,” ujar Yodhisman.
PIM berpendapat, kondisi Indonesia sekarang masih jauh dari ideal sebagai sebuah negara dan bangsa. Masih banyak upaya yang harus dikerjakan oleh para pembuat kebijakan.
“Di sisi lain, para aktor politik tak kunjung memperlihatkan kecakapan teknokratis dalam menjawab persoalan rakyat, terutama ketika pandemi Covid-19 belum juga menunjukkan bakal segera berakhir,” kritiknya.
Pada 2022 sampai Pileg dan Pilpres 2024, menurut Yodhisman, seharusnya ruang publik dibanjiri dengan ide atau gagasan para politisi.
“Indonesia terlalu berharga jika hanya diisi gimik-gimik tak berkesudahan. Hal ini juga yang membuat banyak kalangan jenuh, bahkan muak dengan politik," tandasnya.(RMOL)