GELORA.CO -Orang dekat Ketua Umum DPP PKB, Abdul Muhaimin Iskandar nyaris tidak ada di struktur inti kepengurusan PBNU kepemimpinan. Hanya Abdussalam Sokib yakni paman Cak Imin yang menjabat Wakil Sekretaris Jenderal PKB.
Di sisi lain, beberapa politisi lintas partai justru mendapatkan jabatan strategis, Nusron Waid Wakil Ketua Umum dari Partai Golkar dan Mardani H. Maming Bendahara Umum PBNU dari PDIP dan beberapa orang dari partai lain.
Publik sampai sekarang terus bertanya-tanya bagaimana peluang Cak Imin paska kepengurusan PBNU di pemilihan presiden (Pilpres) di tahun 2024 mendatang?
Direktur Eksekutif Indonesian Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah melihat, minimnya elite PKB di kepengurusan di PBNU sebenarnya tidak membawa pengaruh politik signifikan.
PKB, dalam pandangan Dedi, harus memusatkan kadernya untuk menguatkan kapasitas seorang kader.
"Kepengurusan atau kedekatan dengan ketum PBNU, tetapi murni soal kapasitas PKB, apakah berhasil membangun koalisi atau tidak," demikian kata Dedi kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (13/1).
Meski demikian, jika merujuk pada realitas politik yang digambarkan dari berbagai hasil survei, peluang Cak Imin masih sangat kecil.
Selain itu, Dedi menganalisa elektabilitas PKB masih rendah.Apalagi PKB akan menjadi dipandang kecil di mata partai lain.
"PKB sampai hari ini masih memunjukkan loyalitasnya pada parpol koalisi yang dominan, dengan itu PKB akan terlihat kecil di mata mitra koalisi, berbeda dengan jika PKB segera gerilya membangun poros baru," pungkasnya. (RMOL)