GELORA.CO - Anggota DPR RI Fraksi Gerindra Kamrussamad menilai Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Balil Lahadalia sedang mencari perhatian ke Presiden Joko Widodo, sekaligus cari aman agar jabatannya bisa dilanjutkan di periode berikutnya.
Hal ini merespon pernyataan Bahlil tempo hari mengenai dunia usaha yang mengusulkan agar Pilpres 2024 ditunda.
Menurut Kamrussamad, sikap Bahlil ini wajar terjadi menjelang pergantian presiden. Dia mengatakan, banyak terjadi para menteri sengaja mencari cara aman agar posisi dan jabatannya tetap langgeng di rezim pemerintahan berikutnya.
"Fenomena menteri nyiapin pelampung periode kedua presiden tahun akhir masa jabatan presiden, memang biasanya mencari exit strategi agar bisa terselamatkan lagi di pemerintah berikutnya jika rezim berganti," kata Kamrussamad dalam keterangannya, Rabu (12/1/2022).
Kamrussamad kemudian menyinggung jabatan Bahlil saat ini merupakan produk turun dari Undang-Undag Cipta Kerja yang dinyatakan Mahkamah Konstitusi sebagai inkonsititusional bersyarat.
Dia menduga, karena putusan MK tersebut, Bahlil kemudian mencari perhatian ke Presiden Jokowi dengan mengatasnamakan para pengusaha.
"Mungkin dampak putusan MK tersebut membuat investor jadi wait and see ralisasikan investasinya, maka Menteri Bahlil mencari perhatian baru dari Presiden Jokowi, bicara mengatasnamakan pengusaha," kata Kamrussamad.
Oleh karenanya, Kamrussamad mendesak Bahlil untuk membuka nama pengusaha yang meminta agar Pemilu 2024 ditunda. Dia ingin melihat apakah para pengusaha ini sudah memberikan kontribusi besar bagi pembangunan negara atau tidak.
"Karena itu kita minta daftar nama-nama pengusaha yang minta Pemilu 2024 ditunda. Agar bisa diperiksa kontribusnya terhadap pembangunan melalui sejarah pembayaran pajaknya," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Balil Lahadalia mengungkapkan, kalangan dunia usaha berharap Pemilihan Umum (Pemilu) serentak, termasuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 diundur. Alasannya untuk memulihkan ekonomi yang sempat merosot akibat pandemi Covid-19.
"Kalau kita mengecek di dunia usaha, rata-rata mereka memang berfikir adalah bagaimana proses demokrasi ini, dalam konteks peralihan kepemimpinan kalau memang ada ruang untuk dipertimbangkan untuk dimundurkan itu jauh lebih baik," ujar Bahlil dalam acara rilis survei Indikator Politik Indonesia secara daring, Minggu (9/1).
Bahalil mengatakan, dari hasil diskusinya dengan kalangan pengusaha, dapat disimpulkan bahwa mereka sedang ingin kembali membangun perekonomian. Terlebih nyaris selama hampir dua tahun belakangan ini dunia usaha terdampak serius akibat pandemi Covid-19.
Menurutnya, perekonomian yang baru pulih bisa jadi terdampak lagi dengan adanya kontestasi politik di 2024.
"Mereka ini baru selesai babak belur dengan persoalan kesehatan (pandemi Covid-19). Ini dunia usaha baru mau naik, tiba-tiba ditimpa lagi dengan persoalan politik. Ini hasil diskusi saya dengan mereka," kata Bahlil. [era]