GELORA.CO -Tokoh nasional, ilmuwan, hingga politisi seru membahas sebuah film bergenre sci-fi comedy yang diproduksi dan disutradarai oleh pelawak dan aktor Amerika Serikat, Adam McKay, pada 2021 kemarin.
Film tersebut berjudul Don't Look Up yang bercerita tentang dua ilmuwan astronomi yang menemukan sebuah komet mengorbit di dalam tata surya dan berada pada jalur tabrakan langsung dengan Bumi.
Dalam sinopsis film tersebut dijelaskan bahwa dua tokoh utama di dalam film tersebut merupakan mahasiswa pascasarjana astronomi bernama Kate Dibiasky yang diperankan Jennifer Lawrence, dan profesornya Dr. Randall Mindy diperankan Leonardo Dicaprio.
Kedua tokoh ini melakukan tur media raksasa untuk memberikan warning kepada penduduk Bumi untuk bersiap mengahdapi kedatangan komet yang akan menabrak Bumi.
Perjuangan mereka berawal dari kantor Presiden Amerika Serikat (AS), di mana mereka memberitahukan kepada sosok presiden yang diperankan Meryl Streep mengenai temuannya tentang komet yang akan menabrak bumi.
Namun, sang presiden dan termasuk putranya yang menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan dan digambarkan sebagai penjilat di dalam film, bersikap acuh dengan peringatan yang disampaikan dua ilmuwan tersebut.
Namun akhirnya mereka berusaha menyampaikan temuannya ke publik melalui media massa yakni stasiun televisi. Naasnya, justru hal yang sama mereka terima.
Film ini yang kemudian menjadi bahan perbincangan begawan ekonomi Rizal Ramli, anggota DPR RI Fraksi Gerindra Fadli Zon, dan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Benny Kabur Harman, yang bermula dari postingan flayer film Don't Look Up oleh Guru Besar Sosiologi dari The Australian National University, Ariel Heryanto di Twitter pada Sabtu (1/1).
Ariel sendiri berpendapat isi film ini menjadi kritik yang tertuju pada kondisi saat ini. Dia merangkum bentuk kritik di dalam film Don't Look Up menjadi tiga bagian.
"Setidaknya ia menyajikan kritik tajam pada (1) massa pecandu media sosial; (2) joroknya persekutuan pejabat negara korup dan saudagar; (3) anggapan "kematian ilmuwan" merupakan semacam kabar baik "kebebasan" bagi netizen sedunia," cuit Ariel.
Cuitan Ariel dibalas oleh Rizal Ramli. Dia menyampaikan pendapat yang hampir serupa. Hanya saja, dia menyimpulkan bahwa sindiran yang ada di dalam film tersebut ditujukan kepada dua unsur.
"Film bagus, satire, politisi dan media yang hanya tertarik pada pencitraan dan 'rating', akhirnya dunia hancur dihantam oleh comet raksasa," kata sosok yang kerap disapa RR ini.
"Masalah yang tidak ditangani oleh ahlinya, akhirnya membawa kehancuran," imbuhnya menegaskan.
Beruntun, cuitan RR dibalas oleh Fadli Zon yang lebih menitikberatkan isi film Don't Look Up sebagai sebuah kritik terhadap pemerintahan dan seseorang yang memimpin suatu negara.
"Betul film bagus menggambarkan politisi rakus kekuasaan (presiden) tunduk pada oligark dan plutokrat yang selalu mengabdi pada kepentingan material. Ilmuwan sejati disingkirkan oleh ahli bayaran. Planet bumi musnah. N "sang presiden" akhirnya mati dikunyah makhluk aneh "Bronteroc"," kicau Fadli mengakhir dengan emoticon tertawa.
Terakhir, Benny juga ikut larut dalam perbincangan para tokoh yang tertarik terhadap film ini. Dia mengutarakan pendapatnya yang mengaitkan secara langsung dengan kondisi dan masalah politik di Indonesia sekarang ini.
"Ini kritik kekuasaan. Agar penguasa berkaca diri dan para elit politik dan rakyat evaluasi lagi cara dan sistem memilih pemimpin/presiden. Aturan ambang batas nol persen dalam Pilpres dan Pileg serentak menjadi solusi jitu. Agar rakyat punya banyak pilihan dalam memilih presiden. Setuju?" tutup Benny diakhiri tagar #Liberte.(RMOL)