GELORA.CO - PT Kereta Cepat Indonesia China menyebut ada enam pilar di wilayah DK46, Teluk Jambe, Kabupaten Karawang yang perlu diperbaiki posisinya. Pasalnya, pilar penyangga jalur kereta cepat Jakarta-Bandung itu dibangun di titik yang tidak sesuai dengan rencana.
"Allignment pier hanya boleh bergeser plus minus 20 milimeter atau 2 sentimeter, sesuasi Standar Perkeretaapian Cina," ujar Presiden Direktur PT KCIC Dwiyana Slamet Riyadi kepada Tempo, Jumat, 10 Desember 2021.
Dwiyana berujar standar kereta cepat sangat rigid untuk menjamin aspek keselamatan dan umur konstruksi prasarana sepur kilat hingga seratus tahun. Hingga saat ini, tim teknis KCIC masih menginvestigasi penyebab bergesernya allignment dari pilar-pilar tersebut.
"Salah satunya bisa dikarenakan titik BM (benchmark) yang bergeser," ujar dia. Perseroan masih akan melakukan wawancara kepada tim surveyor kontraktor untuk topografi dan tim pelaksana pengawas kontraktor di lapangan untuk mencari penyebabnya.
Titik BM atau titik ikat adalah titik yang telah mempunyai koordinat tetap dan direpresentasikan dalam bentuk monumen atau patok di lapangan. Titik tersebut adalah titik acuan yang dipakai dalam melakukan survei topografi.
Proyek pembongkaran itu belakangan viral menjadi perbincangan masyarakat di media sosial lantaran dianggap menyalahi prosedur. Dalam video yang beredar di masyarakat, terlihat pilar yang tengah dirobohkan jatuh dan menimpa salah satu ekskavator.
Pilar setinggi 16 meter itu ditumbangkan pada Ahad pekan lalu, 5 Desember 2021. Itu adalah pekerjaan kedua dari enam pilar yang akan dirobohkan. Berdasarkan pantauan Tempo di lapangan, pada Kamis sore pilar itu masih dalam proses dihancurkan.
Tiga ekskavator dioperasikan menggarap pekerjaan pembongkaran pilar itu. Dua ekskavator jenis breaker bekerja menumbuk pilar hingga menjadi puing, sementara ekskavator jenis backhoe menyerok puing-puing ke truk untuk dipindahkan.
Jumlah ekskavator itu berkurang satu unit dibanding dengan saat insiden terjadi pada Ahad. Seorang pekerja di lokasi mengatakan ekskavator yang tertimpa pilar telah dievakuasi.
Sebelum adanya insiden itu, kontraktor telah berhasil membongkar pilar pertama sekitar sebulan yang lalu. Kini pilar itu sudah dibangun kembali di titik yang lebih presisi dan telah hampir rampung.
Adapun empat pilar lainnya tengah dipersiapkan untuk dirobohkan. Gunungan tanah disiapkan mengelilingi pilar. Tanah itu rencananya akan menjadi pijakan bagi ekskavator untuk menghancurkan pilar mulai dari sisi paling atas.
Pembobokan akan dilakukan bertahap dari atas hingga hancur keseluruhan. Pembobokan bertahap dari atas itu disebut sebagai prosedur yang aman dalam pekerjaan pembongkaran pilar.
Berdasarkan pantauan Tempo, sejumlah pilar terlihat telah tertumbuk di bagian leher hingga terlihat rangka besi di dalamnya.
Kondisi tersebut berbeda dengan video yang viral beredar. Dalam video tersebut, pilar tampak dibobok di bagian bawah sebelum akhirnya roboh dan menimpa ekskavator.
Sebelumnya, Presiden Direktur KCIC Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan prosedur operasi standar untuk pekerjaan pembongkaran pier memang telah ada, termasuk aspek keselamatan konstruksinya.
Namun berdasarkan hasil investigasi KCIC, didapatkan bahwa kontraktor melanggar SOP tersebut sehingga timbul kejadian seperti yang ada di dalam video.
"Betul adanya bahwa saat dilakukan pekerjaan rework pembongkaran pier, kontraktor lalai dalam melaksanakan SOP sehingga pier menimpa ekskavator yang digunakan," ujar dia, kemarin.
Usai kejadian tiang kereta cepat menimpa ekskavator itu, PT KCIC langsung memanggil, menginvestigasi, dan menegur langsung kepada kontraktor agar kejadian serupa tidak terulang kembali. (tempo)