Ulama Sampang Ceritakan Habib Muhdlor yang Selamat dari Erupsi Semeru setelah Diusir Warga

Ulama Sampang Ceritakan Habib Muhdlor yang Selamat dari Erupsi Semeru setelah Diusir Warga

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Ulama asal Kecamatan Banyuates, Kabupaten Sampang, Madura yakni KH Imam Mu'ti menceritakan kondisi Habib Muhdlor yang selamat dari bencana Erupsi Gunung Semeru pada hari Sabtu (4/12/2021) lalu. 

Di mana erupsi Gunung Semeru tersebut membuat dua kecamatan di Kabupaten Lumajang terdampak. Yakni Kecamatan Candipuro dan Kecamatan Pronojiwo yang membuat ribuan warga mengungsi di tempat yang lebih aman. 

Imam menceritakan kisah Habib Muhdlor bin Ali Al-Muhdlor yang selamat dari Erupsi Gunung Semeru di tengah agenda Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) bersama Aliansi Ulama Madura (Auma), Selasa (7/12/2021). 

Tiga hari sebelum Gunung Semeru keluarkan Awan Panas Guguran (APG), Habib Muhdlor yang berdomisili di Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang sudah tidak tinggal di kedimannya yang merupakan rumah wakaf pemberian salah satu warga desa. 

Kisah Habib Muhdlor yang merupakan tokoh masyarakat dan guru ngaji di sekitaran tempat tinggalnya yang diusir oleh salah satu anak dari pemilik rumah, tiga hari sebelum Erupsi Gunung Semeru juga sempat viral. 

"Habib menempati rumah wakaf pemberian salah satu warga yang sekarang sudah meninggal, namun salah satu anaknya mengusir habib dan keluarganya yang tidak punya tempat tinggal. Habib tersebut hanya bisa pasrah, karena rumah yang ditinggali adalah rumah wakaf," ungkap Imam di hadapan pimpinan Komisi III DPR RI. 

Ulama yang masuk dalam keanggotaan Auma ini menuturkan, saat ini banyak pihak yang menawarkan Habib Muhdlor beserta keluarga tempat tinggal agar dapat meneruskan pengabdiannya sebagai Guru Ngaji. 

"Dikabarkan 40 orang desa yang mengusir Habib Muhdlor menghilang semua, namun sekarang Habib Muhdor dalam keadaan selamat. Itu kejadian tiga hari sebelum meletusnya Gunung di Lumajang," ujar Imam. 

Imam pun menarik kesimpulan bahwa pengusiran tersebut merupakan suatu tindakan kebencian kepada seorang habib. Dirinya pun juga menyinggung terkait penembakan hingga terbunuhnya enam laskar di KM50 juga suatu tindakan kebencian. 

"Kami kuwatir kalau tidak ditegakkan seadil-adilnya akan ada letusan yang lebih dahsyat dari pada Lumajang," kata Imam.

"Semoga dengan kejadian Gunung meletus ini kita semua dapat mengambil ibrahnya," imbuh Imam. 

Sementara itu, seperti yang telah diberitakan  sebelumnya, Erupsi Gunung Semeru terjadi pada hari Sabtu (4/12/2021) sekitar pukul 14.50 WIB. Dari peristiwa tersebut, selain dua kecamatan di Kabupaten Lumajang yang terdampak, sekitar tujuh kecamatan di Kabupaten Malang juga sempat merasakan hujan abu vulkanik. 

Kemudian, berdasarkan laporan sementara dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang per hari Rabu (8/12/2021) sebanyak 34 orang dinyatakan meninggal dunia, 69 orang luka-luka dan 16 orang sedang dalam tahap pencarian. [malangtimes]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita