GELORA.CO - Lembaga survei Indikator Politik Indonesia kembali mengeluarkan hasil survei terbarunya bertajuk 'Kinerja Presiden, Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi dan Peta Elektoral Terkini', Minggu (5/12/2021).
Dari hasil survei tersebut, Menteri Sosial Tri Rismaharini dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tercatat menjadi Menteri yang dinilai berkinerja baik.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, hasil tersebut didapat melalui pertanyaan wawancara dengan mekanisme terbuka, seluruh respondennya tidak diberikan opsi nama-nama menteri.
Dalam persentasenya, Tri Rismaharini mendapat nilai 12,5 persen, unggul tipis dari Sri Mulyani Indrawati yang persentasenya hanya mencapai 12,3 persen.
"Menteri sosial dan menteri keuangan paling banyak disebut sebagai menteri yang memiliki kinerja terbaik pertama," kata Burhanuddin Muhtadi saat pemaparan hasil survei secara daring, Minggu (5/12/2021).
Burhanuddin juga menyebut, survei yang dilakukan pihaknya ini dilakukan dalam rentang waktu 2-6 November 2021.
Dengan begitu kata dia, hasil survei ini belum mempengaruhi kondisi yang viral beberapa hari lalu saat Menteri Tri Rismaharini berusaha berbicara dengan penderita tuna rungu yang mendapat beragam respons dari publik.
"Survei ini dilakukan jauh sebelum kondisi yang kemarin ramai itu ya," kata dia.
Sementara untuk Menteri selanjutnya yang masuk dalam lima besar Menteri dengan kinerja terbaik versi Indikator Politik Indonesia yakni, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, serta Menteri BUMN Erick Thohir.
Prabowo dalam rilis survei itu mendapati nilai 9,2 persen, angka yang sama juga diperoleh Sandiaga Uno, sedangkan untuk Erick Thohir hanya mendapati nilai 8,1 persen.
Kepuasan Masyarakat Terhadap Kinerja Presiden Jokowi Naik
Burhanuddin Muhtadi pun mengungkap, berdasar survei sebanyak 72 persen responden mengaku puas dengan kinerja Presiden Joko Widodo.
"Total ada sekitar 72 persen yang sangat puas atau cukup puas terhadap kinerja presiden Jokowi," kata Burhanuddin Muhtadi saat menyampaikan hasil survei secara daring, Minggu (5/12/2021).
Burhanuddin menjabarkan, angka tersebut mengalami peningkatan sejak tiga bulan terakhir, setelah sebelumnya kepuasan terhadap kinerja Presiden Jokowi pernah anjlok.
Dimana pada Juli 2021, kepuasan terhadap kinerja pemerintahan Jokowi hanya mencapai 59 persen dan disebut menjadi yang terendah dalam dua tahun terakhir.
"Dalam waktu 2-3 bulan naik 13 persen. Nah ini approval rating sekarang adalah kenaikan paling tinggi selama pandemi 2 tahun terakhir," ujar Burhanuddin.
Dalam temuannya, Indikator mencatat kenaikan tingkat kepuasan terhadap Jokowi diyakini karena adanya dua faktor yang ditangani Presiden Jokowi.
Pertama kata dia, karena semakin rendahnya angka responden yang menilai kalau ekonomi di Indonesia memburuk.
Kedua, responden menilai penanganan Covid-19 beberapa bulan ini berhasil.
Pada survei tersebut, responden yang menyatakan ekonomi nasional memburuk mengalami penurunan menjadi 40,4 persen dari survei sebelumnya pada Juli 2021yang mencapai 52,5 persen.
Sedangkan, responden yang menilai kinerja penanganan Covid-19 Jokowi berhasil yakni sebesar 77,6 persen.
Ini meningkat dari Juli 2021 yang hanya berada di angka 61 persen.
"Kami melihat dua faktor ini yang menyumbang kepuasan kinerja presiden meningkat," kata Burhanuddin.
Sementara, terhadap kinerja Wakil Presiden Ma'ruf Amin, kata Burhanuddin juga mendapati adanya peningkatan yang signifikan.
Di mana, tingkat kepuasan terhadap kinerja wakil presiden mencapai 50,9 persen.
Hal ini dikatakan sebagai rekor baru karena pada beberapa survei sebelumnya selalu berada di bawah angka 50 persen.
"Ini kita lihat, ada peningkatan kepercayaan terhadap kinerja Wapres, dan baru kali ini kinerja wapres diapresiasi lebih dari 50 persen," ujar Burhanuddin.
Sebagai informasi, pada survei kali ini Indikator Politik Indonesia melakukan survei tatap muka secara nasional pada 2-6 November 2021.
Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling dengan total sampel sebanyak 2.020 responden.
Metode yang digunakan yakni asumsi metode simple random sampling, dengan ukuran sampel basis 1.220 responden serta memiliki toleransi kesalahan atau margin of error (MoE) sekitar kurang lebih 2.9% pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Responden yang terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.
Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20% persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check).
Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.[tribunnews]