Tragis Nasib Lumba-lumba yang Pernah Ditunggangi Lucinta Luna

Tragis Nasib Lumba-lumba yang Pernah Ditunggangi Lucinta Luna

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -Lumba-lumba yang sempat ditunggangi Lucinta Luna itu akhirnya mati. Mamalia laut itu sempat dikabarkan hilang.

Aksi Lucinta Luna berseluncur dengan memegang lumba-lumba yang berenang sempat menjadi sorotan pada April lalu. 

Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali sempat menyelidiki aksi yang videonya viral tersebut.

Aksi Lucinta Luna dan teman-temannya itu dianggap animal abuse. Dalam video itu, Lucinta Luna cs tampak mengenakan pelampung 'menaiki' lumba-lumba yang berenang.


Kecaman pun berdatangan. Salah satu kecaman tersebut disampaikan eks Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti.

"Banyak orang mengira uang & ketenaran dapat membeli dan mengizinkan untuk melakukan apa saja... termasuk kedunguan dan menjadi bodoh," tulis Susi Pudjiastuti, Kamis (15/4).


Lokasi Atraksi Tak Berizin
Lokasi atraksi Lucinta Luna cs 'menunggangi' lumba-lumba, Dolphin Lodge ternyata tak memiliki izin. Dolphin Lodge yang berada di kawasan Sanur, Kota Denpasar, Bali, itu sempat ditutup BKSDA Bali pada 2020.

Dolphin Lodge yang bernaung di bawah PT Piayu Samudra Bali sebenarnya mempunyai izin konservasi. Hanya, izin itu berada di kawasan Kabupaten Jembrana.

Lokasi selebriti Lucinta Luna berenang dengan menunggangi lumba-lumba ternyata sempat ditutup BKSDA Bali (dok Istimewa)
"Dia punya izin lembaga konservasi tapi lokasinya tidak di sini (Denpasar), tapi di Jembrana. Di sini nggak ada dokumen sama sekali," kata Kepala Seksi (Kasi) Konservasi Wilayah I BKSDA Bali, Sumarsono, Selasa (27/4).

Sumarsono mengatakan seharusnya pihak Dolphin Lodge mempunyai izin di luar lembaga konservasi induknya. Sebab, lokasi atraksi sudah berada di luar lokasi konservasi induknya di Jembrana.

Direktorat Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Bareskrim Polri, serta Polda Bali mengevakuasi lumba-lumba di lokasi tersebut. Total ada sebanyak tujuh lumba-lumba yang berhasil diamankan.

Sumarsono mengatakan pihak Dolphin Lodge memulai pertunjukan sekitar 2018 sampai 2020. Tepat pada 15 April 2020 pihaknya menutup lokasi tersebut karena izin konservasi tidak dikeluarkan.

Namun, sebelum itu, pihak Dolphin Lodge sempat diberikan izin selama dua tahun. Pada 2019, izin tersebut habis dan pihaknya mendorong agar dipindah ke lembaga konservasi di Jembrana. Selain itu, izin tak diperpanjang karena adanya masukan dari masyarakat.

Aktivis Ungkap 2 Lumba-lumba Hilang
Sebelumnya, aktivis satwa dari Koalisi Anak Negeri untuk Lumba-Lumba mengungkap kondisi miris lumba-lumba yang dipakai seluncuran oleh Lucinta Luna di Bali. Para aktivis mengungkap, satwa itu kini ditempatkan di kolam dengan over kapasitas dan dua ekor lumba-lumba hilang.


"Sebelumnya udah ada lima lumba-lumba (yang ditampung di sana). Ditambah tujuh ekor lagi, kolamnya gak akan layak nampung semuanya, dong? Lebih parah lagi, dua ekor lumba-lumba di Bali Exotic Marine Park sekarang hilang," kata salah satu anggota Koalisi Anak Negeri untuk Lumba-Lumba Pinneng Sulungbudi dalam keterangan tertulis kepada wartawan, Senin (29/11).

Dia menjelaskan salah satu perwakilan dari Koalisi Anak Negeri untuk Lumba-lmba belum lama pergi ke Bali untuk melihat nasib lumba-lumba yang pernah viral dipakai seluncuran Lucinta Luna. Lumba-lumba itu dititipkan oleh BKSDA Bali di Bali Exotic Marine Park.

"Ketika sudah di sana, kami sedih melihatnya. Dari tiga kolam yang ada, lima lumba-lumba dari Bali Dolpin Lodge diletakkan dalam satu kolam yang sama dengan ukuran kecil dan dangkal," terangnya.

"Mereka juga terus-menerus terpapar matahari. Selain itu, kami menemukan kejanggalan, seharusnya ada tujuh lumba-lumba dari sana," sambung Pinneng.

Karena melihat kondisi tersebut, Koalisi Anak Negeri untuk Lumba-Lumba memulai petisi untuk membebaskan lumba-lumba sejak Mei 2021. Petisi itu kini sudah memiliki 75.000 tanda tangan.

Lumba-lumba yang Hilang Ternyata Mati
Dua ekor lumba-lumba yang pernah dipakai seluncuran oleh Lucinta Luna dikabarkan hilang. BKSDA Bali mengungkap bahwa dua lumba-lumba tersebut telah mati.

"Jadi jangan dianggap kalau lumba-lumba berkurang, dianggap hilang karena kita jual atau kita (jadikan) sate," kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Bali Sumarsono kepada wartawan, Senin (29/11).


"Lagian gimana caranya kita jual lumba-lumba segede itu di pasar tanpa menimbulkan kegemparan di pasar," terangnya

Sumarsono tak mengungkapkan penyebab kematian dua ekor lumba-lumba tersebut sebab tidak membaca hasil nekropsinya. Dia mengaku BKSDA dibantu pihak lain seperti perwakilan Universitas Udayana (Unud) untuk merawat dua mamalia tersebut.

"Saya gak baca hasil nekropsi/otopsinya. Tapi yang jelas mati bukan karena dibunuh. Wong sudah kami rawat intens, kami sayang-sayang, kami pantau," kata dia.

"Keeper-nya siang malam nungguin jangan sampai mati, temen Unud bolak-balik bantuin karena sayang aset negara. Tapi gimana lagi, wong dari awal disita sudah sakit," tambahnya.

Lumba-lumba Sakit karena Dieksploitasi
Sumarsono menjelaskan, lumba-lumba yang disita dari Dolphin Lodge Bali milik PT Piayu Samudra Bali sebagian sudah dalam keadaan tidak sehat. Akibat dieksploitasi, lumba-lumba umumnya sakit hepatitis akut yang tidak ketahuan.

"(Itu) dilihat dari warna mata yang agak kekuningan, karena sudah habis-habisan dieksploitasi oleh pemilik lama secara berlebihan. (Kemudian) Ditunggangi Lucinta Luna dan kawan-kawan dan sebagainya," terangnya.

Selain itu, lumba-lumba tersebut juga kurang gizi karena kurangnya asupan makanan akibat sepinya pengunjung saat pandemi COVID-19. Satwa tersebut juga tidak pernah dicek kesehatan.

"Tidak pernah dicek kesehatan. Medical record yang bener tidak ada, sehingga ketika kami rampas ada beberapa yang sakit walau kelihatan sehat," tuturnya.

"KSDA Bali jadi serba salah, yang sakit-sakit itu kalau tidak kita sita salah. Kalau kita biarkan salah. Kalau kita pelihara lalu mati di tangan kita salah. Kalau kita lepas, tambah salah lagi," ucapnya.(detik)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita