GELORA.CO - Warga di 5 distrik di Kabupaten Yalimo, Papua menolak untuk diberikan vaksin Covid-19. Mereka menilai kalau vaksin Covid-19 hanya sebagai proyek kapitalis global yang merusak keimanan kepada Tuhan. Pernyataan itu disampaikan melalui surat pernyataan yang diwakili oleh Tim Peduli Kemanusiaan Kabupaten Yalimo (TPKY).
"Rakyat Yalimo di 5 Distrik, secara resmi menolak pemberian vaksinasi oleh pihak kepolisian melalui dinas kesehatan di kabupaten Yalimo," kata Koordinator TPKY, Lasarus Kepno dalam keterangan tertulisnya, Rabu (15/12/2021).
"Rakyat Yalimo sadar bahwa vaksin Covid-19 ini adalah proyek kapitalis global yang menghancurkan hak asasi manusia dan iman percaya kepada Tuhan," sambungnya.
Warga menganggap kalau wilayah Yalimo merupakan kota Injil. Mereka tidak mau apabila pihak kepolisian dengan pihak kesehatan melakukan pemaksaan terhadap warga untuk mendapatkan vaksin Covid-19 secara memaksa sembari memberikan sembako dan uang tunai.
Tim Peduli Kemanusiaan Kabupaten Yalimo (TPKY) juga hendak melakukan aksi damai ke RSUD Kabupaten Yalimo namun surat izinnya ditolak oleh pihak Polsek Elelim. Aksi damai itu didasari tindakan pencemaran nama baik warga Yalimo oleh pihak kesehatan pada 9 bulan lalu.
"Pencemaran nama baik dengan membayar uang Rp 1 miliar ditambah 2 ekor ternak babi oleh pihak kesehatan yang bekerja sama dengan pihak kepolisian yang tergabung dalam tim Covid-19 di kabupaten Yalimo, adalah bukti proyek raksasa yang dikerjakan oleh elit-elit negara yang menghancurkan tubuh, jiwa dan roh rakyat Yalimo."
Hal tersebut disampaikan oleh Tim Peduli Kemanusiaan Kabupaten Yalimo ketika hendak melakukan aksi damai. Namun surat izin aksi damai tersebut ditolak oleh pihak Polsek Elelim. [suara]