GELORA.CO - Pembongkaran tiang pancang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) menyedot perhatian semua pihak.
Pasalnya, proyek KCJB menelan duit negara yang tidak sedikit. Bahkan terjadi pembengkakan biaya atau cost overrun sebesar 3,8 miliar dolar AS hingga 4,9 miliar miliar dolar atau setara Rp 54 triliun hingga Rp 69 triliun.
Atas dasar itu, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menilai kejadian tersebut sangat gawat dan harus dipertanggungjawabkan kepada publik.
Anggota Komisi II DPR RI ini meminta Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI) untuk melakukan audit menyeluruh atas pembongkaran tiang pancang KCJB tersebut.
"Ini parah. Mesti diaudit. Dan diberi sangsi mereka yang bertanggung jawab. Bisa jadi ini fenomena gunung es. Uang rakyat mesti dijaga," tegas Mardani kepada Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu di Jakarta, Kamis (9/12).
Pembongkaran tiang pancang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) dan viral di media sosial Twitter pada Rabu (8/12) diklarifikasi oleh PT Kereta Cepat Indo-China (KCIC).
Presiden Director PT KCIC, Dwiyana Slamet Riyadi membenarkan bahwa pembongkaran dilakukan lantaran tiang pancang atau pier yang dipasang tidak sesuai koordinat.
"Tim Quality PT KCIC dan Konsultan Supervisi CDJO menemukan pergeseran alignment pekerjaan pier di DK46 dan menginstruksikan Kontraktor melakukan rework dan membongkarnya untuk dibangun kembali sesuai spesifikasi teknis yang sudah ditetapkan," ujar Dwiyana dalam keterangan tertulis kepada wartawan pada Rabu malam (8/12). [rmol]