Telah Diketahui Penyebab Omicron Lebih Cepat Menular Namun Miliki Gejala Lebih Ringan

Telah Diketahui Penyebab Omicron Lebih Cepat Menular Namun Miliki Gejala Lebih Ringan

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Dibanding dengan varian Delta, virus corona varian Omicron bermutasi 70 kali lebih cepat di jaringan yang memperluas saluran udara. Faktor itu juga yang menyebabkan penularan infeksi Covid-19 varian Omicron lebih cepat terjadi.

Tapi di sisi lain, perkembangbiakan varian Omicron di jaringan paru-paru 10 kali lebih lambat daripada versi asli virus corona. Peneliti menduga hal itu memnungkinkan gejala Covid-19 varian Omicron tidak terlalu parah.

Meski begitu, jurnal ilmiah dari Universitas Hong Kong yang dipimimpin oleh Dr Michael Chan Chi-wai mencatat bahwa tingkat keparahan infeksi Covid-19 tidak hanya ditentukan replikasi atau perkembangbiakkan virus tetapi juga oleh respon imun setiap orang terhadap virus corona.

Infeksi yang terus berkembang berisiko mengakibatkan peradangan dalam tubuh akibatnya bisa mengancam jiwa.

"Dengan menginfeksi lebih banyak orang, virus yang sangat menular dapat menyebabkan penyakit dan kematian yang lebih parah meskipun virus itu sendiri mungkin kurang patogen."

"Oleh karena itu, digabungkan dengan penelitian terbaru kami yang menunjukkan bahwa varian Omicron sebagian dapat lolos dari kekebalan dari vaksin dan antibodi alami, ancaman dari varian Omicron kemungkinan akan sangat signifikan," kata Chan, dikutip dari Channel News Asia.

Dengan menggunakan model komputer dari protein penemuan pada permukaan Omicron, para peneliti menganalisis interaksi molekuler yang terjadi ketika virus mencapai protein permukaan sel yang disebut reseptor ACE2, pintu gerbang virus ke dalam sel.

Tim peneliti juga memodelkan penemuan dengan berbagai kelas antibodi yang coba menyerang balik virus coron. Antibodi itu menyerang dari sudut yang berbeda.

"Seperti pertahanan tim sepak bola yang mungkin menjegal pembawa bola, fengan satu orang menyambar dari belakang, yang lain dari depan."

"Beberapa antibodi tampaknya akan kalah sementara yang lain cenderung tetap efektif. Vaksin booster meningkatkan tingkat antibodi, menghasilkan lebih banyak pelindung," jelas Joseph Lubin dari Rutgers University di New Jersey.[suara]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita