GELORA.CO - Klaim Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati (SMI) bahwa penerimaan pajak tahun 2021 sebagai hari bersejarah karena mencapai target 100 persen membuat para ekonom geleng-geleng.
Menurut analis ekonomi Pergerakan Kedaulatan Rakyat (PKR), Gede Sandra, fakta menunjukkan realisasi penerimaan pajak tahun ini justru jauh lebih buruk dibanding tahun sebelumnya.
"Realisasi penerimaan pajak tahun 2021 Rp 1.231 triliun. Ini jauh lebih buruk dari realisasi penerimaan pajak tahun-tahun sebelumnya. Tahun 2016, masih di era Jokowi juga, realisasinya Rp 1.283 triliun, tahun 2018 Rp 1.315 triliun dan tahun 2019 Rp 1.332 triliun," kata Gede Sandra dalam keterangan tertulisnya, Rabu (29/12).
Belum lagi bila menengok rasio penerimaan pajak terhadap produk domestik bruto (PDB). Tahun ini, rasio penerimaan pajak terhadap PDB hanya 7,7 persen.
"Kalau dibilang tahun 2021 tahun yang bersejarah karena tax ratio yang terburuk dalam sejarah, saya setuju," tandasnya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani sebelumnya mencatat neto penerimaan pajak sampai tanggal 26 Desember 2021 telah melebihi target APBN 2021, yakni mencapai Rp 1.231,87 triliun. Jumlah tersebut sesuai dengan target yang diamanatkan APBN 2021 sebesar Rp 1.229,6 triliun.
“Hari ini adalah hari yang bersejarah. Di tengah pandemi Covid-19, di saat pemulihan ekonomi masih berlangsung, anda mampu mencapai target 100 persen bahkan sebelum tutup tahun," sesumbar Sri Mulyani dalam Rapat Pimpinan Nasional IV DJP di Kantor Pusat DJP, Jakarta, Senin (27/12). [rmol]