GELORA.CO - Politisi Partai Demokrat, Abdullah Rasyid menanggapi soal patung naga yang dipasang di pintu keluar Yogya International Airport Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Abdullah Rasyid memberi komentar singkat bahwa Garuda telah ditelan oleh Naga.
“Garuda ditelan Naga,” kata Abdullah Rasyid melalui akun Twitter pribadinya pada Jumat, 31 Desember 2021
Ia mengatakan itu sebagai respons terhadap berita berjudul “Penjelasan Bandara YIA soal Ada Patung Naga Raksasa: Gambaran Kekuatan Maritim Bangsa Timur”.
Sebagaimana diketahui, media sosial tengah diramaikan dengan keberadaan patung naga di Bandara Yogya International Airport (YIA) Kulon Progo, DIY.
Hal ini berawal dari unggahan politisi Partai Ummat, Mustofa Nahrawardaya yang mempertanyakan mengapa patung naga yang dipasang di pintu keluar YIA tersebut.
Mustofa Nahra mempertanyakan mengapabukan patung garuda ataupun patung pahlawan yang dipasang.
Terkait ini, Stakeholder Relation Manager YIA, Ike Yutiane mengatakan bahwa keberadaan patung naga di YIA itu murni apresiasi karya seni.
Ia menegaskan bahwa patung itu tidak ada kaitannya dengan politik maupun suku, ras, agama, dan antargolongan (SARA).
“Jadi bisa diluruskan bahwa tidak ada terkait politik, SARA dan sebagainya hanya momentum di tahun baru supaya lebih kuat menghadapi kondisi yang sedang tidak baik-baik saja di dunia aviasi. Di tahun 2022 lebih kuat,” katanya pada Kamis, 30 Desember 2021, dilansir dari Kumparan.
Ike menjelaskan juga menjelaskan bahwa patung tersebut merupakan karya seniman Tri Suharyanto yang diberi judul Patung Naga Jalur Sutra.
“Merupakan sebuah karya seni yang menggambarkan kekuatan jelajah maritim bangsa timur sejak masa lampau yang telah menyebar di seluruh dunia,” katanya.
Menurutnya, spirit tersebut sesuai dengan semangat bangkit dunia penerbangan yang sudah dua tahun terpuruk karena pandemi Covid-19.
Ike juga menjelaskan bahwa YIA memang terbuka terhadap karya seni.
Buktinya, sebelum patung naga itu, ada karya seni lain seperi gerobak sapi hingga puluhan mobil yang dilukis seniman Nasirun.
“Intinya bahwa YIA ini terbuka untuk para seniman yang ada di Jogja tentunya. Jadi tidak ada unsur politis. Karena kita kalau mau jual bandara, juga stakeholder pemerintah gitu to,” kata Ike. [terkini]