GELORA.CO -Tokoh pendiri Provinsi Banten Udin Saparudin menilai, gerakan buruh di Banten tidak lepas dari provokasi pihak luar, salah satunya provokasi dari Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal.
Sehingga, kata Udin, pernyataan saudara Said Ikbal itu penuh dengan kata-kata emosional. Emosi yang tanpa pikiran yang cerdas tanpa pikiran yang jernih dan syarat dengan provokatif.
"Persoalan buruh persoalan dinamika yang kemudian menggumpal menjadi kekuatan politik, saya mencium aroma tidak sedap ini, jangan-jangan ini sebetulnya adalah grand design saudara Said Iqbal mengacaukan Banten," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Poskota.co.id, Rabu (29/12/2021).
Situasi ini, menurut Udin, berujung pada kegaduhan hingga kekacauan di Banten. Padahal, kata Udin, Said Ikbal tidak tahu duduk persoalannya secara detail.
"Tahu apa tentang Banten. Jadi saya kira anda jangan main-main menghancurkan stabilitas Banten. Anda siapa di Banten. Jangan mengintervensi kedamaian di Banten," tegas Udin.
Baginya, lanjut Udin, mendirikan Provinsi Banten bersama lintas tokoh itu dengan tenaga pikiran bahkan nyawa. Jadi kalau hari ini ada yang coba-coba masuk dalam wilayah memainkan konflik di Banten akan berhadapan dengan para tokoh di Banten.
"Saya ingin saudara (Said Iqbal-red) harus jernih pikiran. Siapa saja yang akan mencoba menghancurkan Banten, maka kami siap berhadapan. Bagi kami institusi pemerintahan, yang kita perjuangkan hari ini sudah jadi Provinsi, adalah taruhan nyawa yang tidak pernah kami akan diam sampai titik pendarahan," tandasnya.
Pihaknya, masih kata Udin, tidak akan pernah takut dengan sepak terjang Said Ikbal.
"Saya tantang saudara, kalau betul saudara menggertak kami, kami orang Banten tidak akan takut. Kami siap menghadapinya. Ingat itu saudara," pungkasnya.
Seperti diketahui, dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (28/12/2021), Presiden KSPI Said Iqbal meminta Gubernur Banten Wahidin Halim untuk mundur dari jabatannya. Desakan itu muncul dari konflik yang terjadi belakangan ini antara buruh dengan Gubernur Banten.
Kami meminta Gubernur Banten meletakkan posisinya secara terhormat. Bapak Gubernur Banten bukan titah raja dan bukan orang yang punya kuasa atas rakyatnya sewenang-wenang," tuturnya.(poskota)