GELORA.CO -Pendapat Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bahwa ppresidential threshold seharusnya 0 persen diamini oleh pengamat politik Iwel Sastra.
Menurut Direktur Mahara Leadership ini, hal itu sudah menjadi harapan banyak pihak sejak pemilihan presiden (Pilpres) 2019 lalu.
Dalam pandangan Iwel, ada 3 manfaat utama jika presidential threshold 0 persen. Pertama, dapat menghidupkan demokrasi.
Sebab, dengan menerapkan presidential threshold 0 persen, akan memberikan kesempatan lebih luas pada setiap anak bangsa untuk maju sebagai calon presiden.
"Kedua, mencegah terjadinya perpecahan di tengah masyarakat. Pada pilpres 2014 dan 2019 hanya terdapat 2 pasangan calon yang kemudian menjadi cikal bakal terbelahnya rakyat," demikian penjelasan Iwel kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (13/12).
Iwel bahkan menyebutkan keterbelahan masyarakat di Pilpres 2019 hingga memunculkan diksi cebong dan kampret sebagai kelompok pendukung presiden.
Manfaat ketiga, kata Iwel, sama dengan pendapat Firli yakni penerapan presidential threshold 0 persen akan mencegah terjadinya politik biaya tinggi.
"Seperti yang diungkap ketua KPK mencegah politik berbiaya tinggi yang berpotensi menyebabkan terjadinya politik transaksional," pungkas Iwel.(RMOL)