Sentilan Gus Yahya pada Gus Ipul dan Nusron di Penutupan Muktamar NU

Sentilan Gus Yahya pada Gus Ipul dan Nusron di Penutupan Muktamar NU

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Usai sudah gelaran Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU), 22-24 Desember, di Lampung, Sumatera Selatan. Jumat (24/12) sore, gawe besar NU tersebut resmi ditutup oleh Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin.

Dalam pidato penutupannya, Wapres menyampaikan tidak ada kata yang patut disampaikan kecuali ucapan alhamdudillah. Sebab, muktamar telah berjalan dengan damai dan tenteram. Banyak yang memperkarakan, muktamar panas dan terjadi guncangan-guncangan. Tetapi muktamar landing dengan damai dan baik sekali.

‘’Ini karena NU organisasi yang berpengalaman dan dikendaliaan oleh pilot-pilot yang handal sehingga situasi segawat apapun dapat diatasi dengan akhir yang menyenangkan,’’ ujarnya.

Ma’ruf menyatakan, hasil ini bagi pemerintah sangaa menggembirakan dan menyenangkan, Sebab, bagi pemerintah, selama ini NU dianggap dan dinyatakan sebagai mitra pemerintah yang paling setia. Selalu bersama dalam membangun bangsa. Dan itu juga diakui oleh Presiden Joko Widodo.

Dia mengungkapkan, NU banyak berjasa. Sejak sebelum kemerdekaan, mempertahankan kemerdekaan sampai mengisi kemerdekaan. ‘’NU tidak pernah absen,’’ tegas Ma’ruf.

Bahlan, lanjut dia, jika negara memerlukan maka NU selalu siap menyediakan, menyiapkan, merelakan putera-puterinya untuk dudud di jajaran pemerintahan RI. Ada yang menjadi Presiden, Wapres, menteri, DPR, MPR, gubernur, bupati, walikota, sampai ke tingkat RT-RW.

‘’Dan andai kata ke depan negeri masih memerlukan NU akan tetap menyiapkan Presiden, Wapres, atau menteri dalam rangka pengabdian,’’ ungkapnya.

Hal itu karena NU memiliki prinsip menempatkan posisi hubbul walthon minal iman. ‘’Pengabdian bagi bangsa dan negara adalah bagian dari aqidah islamiyah, aqidah ahlussunah waljamaah,’’ kata mantan ketua MUI itu.

Dia menambahkan, hasil muktamar ini harus disyukuri. NU adalah amanat yang harus dijaga dan dipelihara. Jangan sampai mengalami situasi perpecahan atau permusuhan yang membuat kiprah NU menjadi lemah. ‘’Saling mencintai seperti satu tubuh. Seperti satu bangunan yang saling menopang,’’ ujarnya.

Sementara itu, sebelum Wapres memberikan pidato penutupan, Ketua Umum terpilih PBNU masa khidmat 2021-2026 KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) juga berbicara tentang tantangan NU ke depan. Termasuk menyangkut hubungan internasional.

Yang menarik, mantan Katib Aam Syuriah itu dalam sambutannya juga sempat menyampaikan sentilan yang menggelitik. Setelah menyapa satu per satu peserta yang hadir dalam penutupan, Gus Yahya berkelakar pada Wali Kota Pasuruan Jawa Timur Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Anggota DPR asal Golkar Nusron Wahid.

‘’Bahkan, ada pendekar-pendekar yang merajai dunia persilatan, dari muktamar ke emuktamar seperti Gus Saifullah Yusuf dan Nusron Wahid. Mereka ini yang misalkan dalam keadaan sakit, tapi kalau tiba waktunya muktamar, langsung sembuh,’’ ujarnya yang langsung disambut gelak tawa hadirin.

Dalam penutupan itu, sudah banyak peserta yang sudah kembali. Selain Wapres, tampak hadir saat penutupan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan jajaran Forkopimda Lampung.

Setelah muktamar resmi ditutup Wapres, Rais Aam terpilih KH Miftachul Akhyar dan Ketua Umum PBNU terpilih Gus Yahya untuk selanjutnya akan melengkapi susunan kepengurusan. Mulai mustasyar, A’wan, Syuriah, tanfidziyah hingga lembaga-lembaga. Beberapa posisi yang banyak ditunggu siapa yang akan menempati antara lain Wakil Rais Aam, Wakil Ketua Umum PBNU, sekretaris jenderal, dan bendahara.[jawapos]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita