Ridwan Kamil Pengin Masuk Parpol Pancasilais, Arsul: Kalau di PPP Akan Langsung Jadi Elit

Ridwan Kamil Pengin Masuk Parpol Pancasilais, Arsul: Kalau di PPP Akan Langsung Jadi Elit

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani menyatakan, partainya membuka pintu lebar-lebar bagi Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil jika ingin bergabung.

Menurutnya, jika Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil, bergabung dengan partai berlambang kakbah tersebut, maka akan langsung menjadi elit partai.

"PPP membuka pintu lebar untuk Kang Emil bergabung. Insya Allah kalau di PPP orang dengan kapasitas seperti Kang Emil akan langsung menjadi elit partai dan tidak banyak berkompetisi dengan kader-kader PPP lain," kata Arsul kepada wartawan, Jumat (3/12/2021).

Arsul mengatakan, langkah tersebut akan diambil lantaran PPP selama ini jarang orang-orang yang memiliki background intelektual, keilmuan dan teknokratis seperti RK.

"Ini bisa dibandingkan dengan partai-partai lain yg orang-orang dengan background seperti itu sudah banyak sehingga harus terjadi kompetisi internal yang ketat lebih dulu untuk bisa tampil yang didepan dan menjadi 'primus interpares'," ungkapnya.

Lebih lanjut, Arsul mengatakan, RK jika bergabung dengan PPP akan merasa tertantang sisi leadershipnya untuk membangun organisasi dan jaringan kepartaian yang lebih baik.

"Sehingga kalau terbukti maka itu menjadi modal bahwa siapapun termsuk Kang Emil dapat diyakini memiliki kemampuan leadership yang proven (terbukti)," katanya.

Kang Emil Ingin Masuk Parpol

Sebelumnya, Kang Emil memberikan kode bakal bergabung ke partai politik tahun depan. Hal ini terkait dengan peluangnya maju pemilihan presiden 2024.

Awalnya, Kang Emil--sapaan karib Ridwan Kamil--berbicara soal peluang dirinya maju dalam pemilihan presiden 2024. Kang Emil mengaku dihadapkan pada dua pintu berbeda dalam kariernya.

"Pintu pertama yakni melanjutkan periode kedua, karena saya gubernur baru satu periode. Berarti di 2024, saya mengikuti pilgub lagi untuk lima tahun mendatang," ujar Ridwan Kamil dalam acara Fisipol Leadership Forum: Road to 2024, Kamis (12/2/2021).

"Atau pintu kedua, kepemimpinan nasional karena pak Jokowi kan selesai dua periode. Berarti siapakah yang melanjutkan? Bisa dari kepala daerah, bisa dari para menteri, partai politik atau sumber kepemimpinan lainnya."

Ridwan Kamil mengatakan ada tiga syarat untuk menjadi pemimpin di Indonesia. Pertama, Elektabilitas atau kesukaan. Kedua, ada logistik. Ketiga, partai yang mengusung karena sistem demokrasinya.

"Nah, yang kedua saya belum punya, apalagi untuk pilpres butuh duit triliunan. Yang saya miliki sekarang adalah harta nomor satu, yakni elektabilitas dan kesukaan. Ternyata, setelah saya teliti, elektabilitas dan kesukaan itu berbanding lurus dengan kinerja," ujar Ridwan Kamil.

Ridwan Kamil melanjutkan, jika diusung partai, tidak akan menolak. Namun, jika tidak ada partai yang mengusung, menurut Ridwan Kamil, yang paling realistis adalah melanjutkan periode kedua sebagai gubernur.

"Kalau ada partai yang butuh tokoh yang elektabilitasnya lumayan, mungkin sosok saya akan dihitung, ya saya bismillah. Maka, saya putuskan tahun depan saya akan masuk parpol," tegas Ridwan Kamil.

Ridwan Kamil pun memberikan bocoran partai yang akan dipilihnya. Dia memastikan, pilihannya akan jatuh ke partai yang paling Pancasilais dan menganut politik jalan tengah.

"Warna yang mana, apakah warna taplak ini, atau warna baju satpam, atau baju hijab merah, yang pasti yang pancasilais, saya akan di situ. Karena menurut saya, Pancasila itu harga mati, tidak boleh ke kiri atau ke kanan, politik jalan tengah yang saya pilih. Bagi saya, dengan memilih tengah, bisa merangkul yang terlalu kanan dan merangkul yang terlalu kiri," ujar dia.

Dengan tegas, Ridwan Kamil mengatakan, jika ingin mencalonkan diri, dia menunggu pintu tersebut terbuka.

"Saya tidak bisa membuka kunci, karena yang membuka kunci bukan saya. Dengan dua kali pilkada, saya memiliki cara untuk memenangkan kompetisi demokrasi lah, bismillah."[suara]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita